Senin, 13 Agustus 2012

Tak ada yang tau rasa rindu ini
Ia mendominasi tempat dalam hati begitu tamaknya,
Hingga iman pun melemah,
Untung tak sampai mati.


"semua tentangmu, kusimpan dalam wadah paling rapat sedunia. Hati ku. dan hanya aku dan Tuhan yang dapat membukanya. bahkan kau pun tak bisa"

Minggu, 12 Agustus 2012

KKN PAUD Ceria : ini ceritaku, apa ceritamu?


Teman Acha : KKN dimana ca?
Acha : Sarijadi
Temen Acha 1 : What?
Temen Acha 2 : KKN macam apa itu?
Temen Acha 3 : seriusan? KKN atau tamasya itu teh?
Temen Acha 4 : ga berkesan.
                Ya !
                Ngomong-ngomong soal kesan, awalnya acha juga beranggapan bahwa KKN deket itu ‘ga berkesan’. Ga kayak temen-temen yang jauh dari peradaban. Yang mau ke jalan raya harus pake motor karna ga bisa ditempuh dengan jalan kaki, yang mau ke pasar aja harus pake perahu, atau yang setiap nelpon selalu berteriak : “apa ca? Iya ini sinyalnya jelek banget. Ini juga udah di lapangan bulu tangkis”. Ckckck. Salut untuk mereka.
                Di akhir akan berakhirnya program KKN ini, kesan itu muncul. Ya sebenarnya akan selalu ada kesan di setiap peristiwa, namun tentu setiap orang mempunyai kesan yang berbeda-beda, tegantung bagaimana ia pintar-pintar melihat suatu kejadian dan tergantung pula pada bagaimana definisinya mengenai ‘kesan’ itu sendiri. Duh, bahasanya belibet ya, ya udah deh lanjut.
                KKN Tematik UPI dengan Program PAUD ini bertempat di jalan sariasih daerah sarijadi. Cukup dekat bukan dengan kampus UPI. Orang-orang keren yang menjalani KKN disini antara lain : Arief Rachman Hakim sebagai ketua yang juga merangkap sebagi pelawak, lalu ada Ridha Hidayani, Winda monika, Alvian, Lukito, Erma, Evi Mulyani, Dudi (panggilan kerennya ‘wacemek’), Indra Saepul Alam, dan acha tentunya.
                Awal-awal menjadi kakak pendamping disana, sungguh sangat mengenaskan. Acha sendiri memilih untuk ngepel, atau nyapu satu PAUD dari pada harus mengikuti KBM. Hanya menjadi pendamping saja dan baru satu jam di ruang kelas, migran menyerang. Pusing. Anak-anak berlarian, berteriak-teriak, yang nangis apalagi. Ruang sekecil itu, dihuni oleh puluhan anak yang kesemuanya bersuara. Masya Allah. Sungguh minta maaf saudara-saudara karena hal tersebut tampaknya tak bisa dideskripsikan berhubung membayangkannya saja sudah mengerikan.
                Hampir setiap hari 10 orang keren ini datang ke paud meski KBM hanya dilaksanakan dari hari senin sampai dengan kamis. Hingga pada suatu saat, hari itu tiba. Saat guru di kelas 5- 6 tahun tak datang. Jadilah kami sebagai mahasiswa KKN atau sering disebut dengan Kakak-kakak pendamping yang luchuu diminta untuk mengajar. Ya saudara-saudaraku sekalian, kami diminta untuk mengajar. sementara dari 10 orang ini, tak satupun yang berasal dari jurusan PAUD.
                Kisah 1 (acha dan Ridha)
Kesuksesan : Cukup
Efek : Suara habis selama seminggu, tepar 4 hari.
Korban : dua anak.
                Kisah 2 : (Indra dan Arief)
Kesuksesan : memprihatinkan (materi yang harus disampaikan dalam 1 jam bisa dikemas dlm 10 menit. Luar biasa bukan?!)
Efek : gangguan kejiwaan pada kedua pihak, baik anak, maupun kakak pendamping sendiri.
Korban : semua anak di kelas.
                Dan masih banyak kisah tentang KBM lain. Misalnya evi yang bisa dibilang tigkat kesuksesannya luar biasa, tapiiiiii.... cuma untuk fariz aja.
                Itu untuk KBM. Ada juga beberapa program yang kami lakukan diantaranya fun science dan bermain musik. Ah, lagi-lagi sulit untuk mendeskripsikan seperti apa kondisinya. Simak saja percakapannya ya :
Indra : adik-adik...
Anak paud : Siap!
Indra : biasanya kalo mau niup balon pake apa?
Anak paud : *diam tak bersuara*
Indra : ya, pake mulut kan ya. Nah hari ini kita akan niup balon tapi ga pake mulut. Kita pake botol. Kira-kira bisa ga?
Anak paud : *diem dengan tatapan kosong*
Indra : *keringetan* ya, bisa ya.
                Anak kimia pasti  tau percobaan ini. Dimana cuka di masukkan kedalam botol, lalu soda kue diisi ke dalam balon dan di rapatkan ke dalam mulut botol. Nah, ilmu kimia yang dimiliki ini digunakan untuk atraksi sulap kecil-kecilan ini. Namun apa yang terjadi....
(balon mengembang, anak-anak diem tak ada respon. Tak ada aplaus dari tangan-tangan kecil itu atau sekedar ucapan ‘waaaww’ dari mulut mungil mereka. Diam, tak bergeming)
Acha berbisik dari belakang : udah ndra? kayak gitu aja?
Indra : *pucat*. Ya sekarang adik-adik siap yang mau mencoba?
                Satu dua siswa maju kedepan ingin mencoba dipandu oleh indra sementara acha mepersiapkan bahan lain. Pada percobaan ketiga :
Acha : ndra, cuka nya habis.
Indra : ..........* sekarat *
                Setelah ‘kesuksesan’ yang di raih di fun science, saatnya anak-anak bermain musik. Kembali indra, ‘musisi terbaik’ dikelompok kami untuk alat musik biola menunjukkan kebolehannya.
Indra : Adik-adik
Anak paud : Siap !
Indra : ada yang tau ini apa ? (sambil menunjuk biola)
Ank paud : *kembali diam*
Indra : * gemeteran * iya, ini biola ya. Namanya bi-o-la (nunjuk biola) . Kalo ini siapa? (menunjuk diri sendiri)
Ank paud : (subhanallah akhirnya anak-anak itu berbicara. Terima kasih Ya Allah! Namun yang dikatakannya adalah  ) “Biola”
Indra : *panas dingin* Bukan, ini kak indra, ini biola. Dari pada makan kak indra mending makan biola. (berasa iklan.ya ga lah ga. Cukup kalimat awal aja)
                Menjelang berakhirnya KKN ini banyak hal yang kami lewati. Semakin mengenal karakter masing-masing. Winda misalnya yang hobi ‘ngemil’ , evi yang ternyata ‘gila’ dengan fariznya, atau ridha yang rajinnya minta maap. Setidaknya, walaupun KKN nya ga nginep, kita ngerasain yang namanya nginep di paud dan kerja rodi. Hari pertama nginep ga tidur karna memang banyak yang harus diselesaikan. Pulang-pulang jam 6.15 pagi. Kantung mata udah sebesar kelereng, muka udah kusut. Yang ga ikut nginep, gantian KBM pagi harinya.
                Hari kedua nginep,Tiba di paud disambut dengan  media-media yang belum terselesaikan. Sekitar jam 1an, badan udah ga kuat. Niatnya pengen ngukur sofa, eh malah ketiduran di sofa. jam 2 pergi lagi ngenter winda k cipaganti dengan arief. Setelah bercucuran air mata dengan winda karna akan berpisah singkat, langsung pulang.
                Kerja rodi itu berlangsung sampai pagi. Jam 7 mata udah bener-bener ga kuat, akhirnya pergi ke sofa. Tadinya mau ngebersihin debu, tapi jadi ketiduran.hhe. dan begitu bangun, sudah ada bu ila yang lagi ngeprint dan terdengar suara anak-anak di ruang depan yang sedang sholat dhuha. Ya ampun malu sama ibu. Bangun tidur langsung cari temen-temen yang lain  yang tengah riweh dengan lomba yang akan di adakan hari itu.
Acha : dha, kok ga bangunin acha sich?
Ridha : udah acha, kamunya yang ga bangun.
Acha : kalian udah pada mandi belum?
“belum”
                Memang memalukan saat semua kakak-kakak pendamping, mendampingi tapi dalam kondisi belum mandi semua. Ya sudah lah....
                Sekarang, seminggu terakhir banyak juga yang berminat dengan KBM. Kalo di awal “siapa yang mau KBM?” semuanya pada ogah-ogahan, sekarang jadi semangat. Terutama evi...ckckck. saking ngefansnya sama fariz, dihari terakhir KBM evi menyiapkan hadiah kecil untuk fariz (menurut pengakuan evi, ia memberi fotonya n fariz yang di figurain bertuliskan ‘kak evi sayang dede fariz’ dan mainan boling). Karna fariz ga dateng hari itu, evi mendatangi rumah fariz dan sempat bertukar nomor telpon dengan  kakek dan ibunya fariz. Niat banget memang temen acha yang satu ini. Bahkan yang lebih gila, pada suatu malam evi mengirim sms ke ridha yang isinya “I love u Fariz”.
                Mungkin nanti acha sendiri akan sangat merindukan ngebuka pager PAUD, ngeliat taman bermain yang seadanya, bangunan yang mewah, ruang belajar yang penuh warna dan mainan. Mungkin akan sangat terbayang-bayang saat tangan-tangan mungil itu meraih tangan acha dan mencium punggung tangan. Mungkin akan selalu terngiang-ngiang panggilan “kakak”dari suara cempreng mereka. Atau boleh saja menjadi teramat sangat ingin membereskan ruang serba guna belakang dari bola-bola kecil yang selalu di lempar-lempar.
                Yang jelas, bayangan wajah-wajah penuh tawa dan tanpa dosa yang sedang sholat dhuha akan selalu terbayang-bayang dalam beberapa hari kedepan.
                Mereka mungkin masih kecil, tapi acha banyak belajar dari mereka. Devi misalnya, murid pertama yang datang ke PAUD pada hari pertama masuk sekolah. Jam belajar yang di mulai jam 8 tidak digubrisnya, ia datang jam 7. Mungkin banyak dari kita yang kuliah jam 7 tapi malah datang jam 7.45. dari mereka juga acha belajar tentang semangat yang kuat untuk belajar. Sebagian dari mereka selalu hadir, tak pernah bolos. Sedikit berbeda dgn sebagian dari kita yang dari 16 kali pertemuan bolosnya 10 kali.
                Lalu ketika mewarnai, salah satu siswa bernama dimas menjasi siswa terakhir yang mengumpulkan karyanya. Dimas terbilang memang sangat lamban dalam mewarnai sampai acha gereget dan serasa ingin membantu. Tapi, ketika melihat teman-temannya sudah selesai sejak tadi, tangan kecil itu pernah berhenti. Ia terus mewarnai dan mewarnai meski itu lambat sekali. Tetap sabar meski sulit untuk seusia mereka. Hasilnya mungkin tak seberapa baik, tapi proses penuh kesabaran dan perjuangan itu yang membuat hasil menjadi nomor sekian.
                Acha juga punya banyak cerita tentang KKN. Masa-masa yang dilewati bukan hanya sekedar KBM bersama, tapi juga beberes bersama, masak bersama, sahur dan buka bareng, atau sekedar menyaksikan kekonyolan ketua KKN terbaik sedunia yang baiknya keterlaluan, Arief Rachman H.
Ini ceritaku, apa ceritamu?









tubuh karet yang ikut berjuang


                Gue mengayunkan diri. Seperti biasa, siang itu matahari terlihat cerah sekali, bahkan lebih cerah daripada biasanya. Efeknya, aspal pun menjadi seperti panasnya batu bara yang sedang dibakar. gue tau, hari ini pemilik gue harus kuliah dan ia hampir  telat. Maka ia mengayunkan gue dengan sangat cepat. Namun tiba-tiba ia berhenti. Gue ga bisa memandang keatas dan melihat pemilik gue , tapi gue bisa melihat di bawah dan tentu saja mendengar. Biasanya pemilik gue ini sering bertemu dengan temannya dan kalo bertemu, mereka mengucapkan salam lalu mengobrol sebentar. Kali ini  ia berhenti dan gue ga mendengar suara apapun, maksud gue percakapan ia dengan temannya. Gue juga tau ini bukan di kampus, kantin, mushola, sekre, atau tempat-tempat yang sering dikunjungi pemilik gue. Ini di pinggir gang. Dan gue ga tau pemilik gue sedang apa dipinggir gang seperti ini. Lalu gue mendengar ada yang menyapanya :
                “ cie mau daftar BEM REMA”
                Gue ga tau itu siapa. Gue Cuma inget beberapa suara yang sering berkomunikasi saja dengan pemilik gue dan suara pemilik gue, tentu saja.
                “Cuma ngebaca aja”, kata pemilik gue
                Tak berapa lama, pemilik gue berlari dan gue juga harus mengayunkan diri dengan sangat cepat. Selalu seperti ini, ga mau telat, tapi datang selalu mepet. Gue yang jadi korban karna harus berkejaran dengan waktu. Ia memperlambat langkahnya dan gue bisa melihat kaki-kaki kursi itu. gue tau ia sudah di kelas. Pemilik gue akan melakukan sesuatu yang ia sebut dengan kuliah. Biasanya gue tidur ketika ia sedang kuliah. Hitung-hitung istirahat, karna gue tau, setelah ini ia pasti kembali membawa gue kesana kemari. Boleh dibilang hampir setiap hari gue keluar dengan udara yang masih sangat dingin, aspalnya juga masih dingin dan pulang ketika udara dingin lagi dengan jalanan yang sudah gelap sehingga tak jarang gue terantuk. Gue aja yang terbuat dari karet  merasa cape, masa sich pemilik gue ga cape. Padahal tulangnya kan terbuat dari.... dari apa ya gue juga ga tau.
                Beberapa hari setelah itu, pemilik gue ngajak gue untuk pergi lagi ke kampusnya. Namun tempat ini agak jauh dari tempat tinggal kami. Tempat ini banyak motornya, dan suara adzan terdengar dengan jelas. Gue pernah kesini, namun jarang. Biasanya kalau kesini juga gue loncat loncat sampai kelantai 3 disebuah tempat sempit yang pemilik gue beri nama ‘sekre HMK’. Tapi kali ini pemilik gue hanya dilantai satu dan tak  jauh dari daun pintu gedung ini. Ia mulai mengobrol dengan orang-orang yang ia temui. Setelah itu, ia mulai ditanya oleh seseorang yang sepertinya sudah akrab dengannya. Agak menarik buat gue bahwa dari nada bicaranya mereka terlihat akrab, tapi pertanyaanya agak aneh untuk sebuah obrolan. Pertanyaannya apa aja? Gue ga inget semua. Cuma gue inget bahwa pemilik gue ditanya soal isu pendidikan, tentang definisi semangat, dan berminat di kementrian apa. Gue ga tau apa itu kementrian. Yang gue tau, pemilik gue mejawab ‘kominfo’ dan ‘PSDO’.
                Hari ini gue sedih. Loe ga perlu nanya kenapa karna gue bakal cerita sama loe. Gue sedih karna  pemilik gue sedih. gue udah bersamanya selama 2 tahun dan Gue tau itu dari nada bicaranya. Gue mendengar ada suara kesedihan saat ia bicara dengan temannya kemarin siang. Kurang lebih seperti inilah percakapan mereka :
                  kak Acha dapet SMS dari BEM REMA?” kata temen pemilik gue yang ga gue tau
                “SMS apa? Ga dapet SMS apa-apa”
                “SMS diterima jadi pengurus BEM REMA. Si Isti udah dapet katanya”
                “Wah Acha ga dapet”
                Ada nada kaget dan sedih dari suaranya. Ia lalu menelpon seorang kakak tingkat yang dulu cukup akrab dengannya dan menanyakan hal itu. Sampai hari ini –keesokan harinya- ia masih terlihat galau dan resah sampai gue mendengar ia berkata pada temannya “ ya gapapa lah, mungkin belum rezeki masuk ke BEM REMA”
                Tapi sejam  kemudian aku diajaknya loncat-loncat kegirangan. Saat itu ia menerima  SMS yang mungkin berisikan penerimaan di BEM REMA. Aku tau dari percakapannya dengan temannya, “ Acha keterima di BEM REMA. Tapi pelantikannya  5 jam lagi. Katanya kemaren ga di hubungi karna salah nomor”
                Gue memang ga akan mungkin bisa tau seperti apa perasaan pemilik gue. Cuma gue selalu berjuang bersamanya, selalu pergi bersamanya, selalu berkejaran waktu dengannya. Gue rasa itu udah cukup untuk menggambarkan suasana hati pemilik gue. Gue tau saat ini –saat ia tau ia di terima di BEM REMA UPI- ia merasa sangat senang, ada nada bangga dan suaranya sedikit terdengar parau. Bagi gue kesenangannya adalah kesenangan gue juga dan meski gue harus  melindungi kakinya dari panasnya aspal  lebih keras, gue akan tetap menemaninya. Selalu, seperti yang sering ia katakan “ berikan yang terbaik dan bukan ingin menjadi yang terbaik”

Ditulis 5 jam dari batas maximal dalam waktu 30 menit.