Setiap orang pasti punya jagoannya sendiri. Siapa yang
dimaksud jagoan itu? Adalah orang yang selalu memberi inspirasi dalam hidup.
Bukan hanya inspirasi, melainkan juga orang yang juga selalu dapat diandalkan.
Orang itu bisa siapa saja. Bisa ayah,ibu, kakak, sahabat, kakak tingkat, adik
tingkat, dosen atau guru, dan siapapun yang berada disekeliling kita, punya
kesempatan yang sama untuk menjadi orang itu.
Acha
pun punya jagoan itu. Namanya Astrie Pusphita, sarjana Teknik Industri. Dan dia
adalah kakak perempuan satu-satunya yang acha punya. Jika ingin menggambarkan
dirinya dalam 2 kata saja, acha akan berkata ‘ perfeksionis, dan multitalent’.
Mbak
Astrie, -begitu panggilannya- adalah orang yang begitu tangguh. Mungkin mbak
astrie bukan aktivis kampus yang selalu sibuk dengan seabrek kegiatan, namun
apa yang telah ia mulai, selalu ia akhiri.
Sebelum
acha ke bandung, ada kata-kata yang tak akan pernah acha lupakan. “acha sudah
memutuskan untuk kuliah jauh dari keluarga, maka acha juga harus siap dengan
segala konsekuensinya”. Sampai jika acha mengeluhkan kuliah yang berat, mbak
selalu berkata “ selesaikan apa yang sudah acha mulai, itulah tanggung jawab”
Nah,
lebaran kemarin (2012), kami terancam tidak bisa bertemu karna beberapa hal.
Salah satunya karena abang (suami mbak astrie) ga dapet cuti untuk pulang ke ke
rumah. Namun, memang selalu saja ada jalan untuk 2 hati yang merindu. Acha,
untuk pertama kalinya berkunjung ke rumah mbak yang berada di Prayun.
Rumah
mbak memang tidak besar, namun sangat nyaman dan rapih. Segala barang-barang
ditata dengan sangat rapih, dan yang terpenting adalah keceriaan yang ada di
dalam rumah hijau mungil itu.
Mbak
dan abang menjamu kedatangan acha dengan sangat luar biasa. Di ajak keliling-keliling
kota. Ke balai, ke tanjung batu yang jaraknya jauuuh hanya untuk duduk di
mesjid, atau ke sawang (fendy Fashion) yang begitu mbak banggakan. Mbak dan
abang tinggal di kampung. Bahkan untuk sampai kesana saja harus 3 kali naik
kapal dari tanjunguban. Namun itu tidak membuat acha menjadi ingin cepat
pulang. Justru acha ingin berlama-lama di sana dan bahkan berencana membeli
tanah untuk dibangun rumah tempat tinggal acha nantinya.
Di
rumah mbak acha banyak belajar. Mbak memang cerewat, tapi tak kasar. Saat mbak
masak, acha pengen bantu, lalu mbak bilang
“udah
sama mbak aja, acha lama dan g rapi motongnya, ketebelan”.
“mama juga ga boleh acha masak, katanya takut
pisaunya kena tangan. Kalo gitu kapan acha bisanya”. Setelah mendengar acha
bilang gitu, mbak lalu bilang “ ya udah, motongnya kayak gini, miring, jangan
kepanjangan, jangan ketebelan, dan jangan lama”. Ya, mbak memang seperti itu.
Selalu ingin semuanya sempurna.
Sambil
masak mbak bercerita,lebih tepatnya menasehati, “ acha udah besar, harus bisa
pekerjaan rumah. Nanti kalu udah nikah gimana rumahnya? Gimana mau masak untuk
suami dan anak-anak?. Banyak aktivis-aktivis yang sibuk di luar, tapi di rumah
ga bisa apa-apa. Mau jadi apapun, kita ini perempuan, harus bisa
pekerjaan-pekerjaan rumah. Memangnya mau nanti rumahnya berantakan? Harus peka.
Kepekaan itu harus dilatih. Bukan alasan kalo bilang kita bukan tipe orang yang
peka.”
Begitu lah mbak astrie. Bahkan pada suatu pagi
mbak nyuruh acha untuk beberes ruang tamu dan ruang keluarga. Ya meski ada
beberapa hal yang mungkin tidak sesuai dengan hasil yang diharapkannya, mbak
tetap memberitahu dimana kekuragannya. Jadi ini seperti tes kepekaan.
Tak
hanya itu, di rumah mbak acha seperti mengikuti dauroh pra-nikah. Dan ini
benar-benar langsung melihat contohnya. Misalnya saat mbak sudah di dapur ba’da
subuh untuk menyiapkan sarapan dan bekal Fatih -Anaknya-. Ada hal-hal yang ga
akan pernah acha lupakan. Saat mbak mengambilkan Fatih sarapan misalnya.
Porsinya tidak terlalu banyak, tapi sekedar cukup. Bahkan ketika fatih bilang
ingin tambah mbak bilang “kalau sarapan ga boleh terlalu banyak sayang. Nanti
fatih kekenyangan, kalo kekenyangan nanti ngantuk. Kalau ngantuk ga fokus
belajar”. Begitu pula saat melihat mbak memasukkan makanan ke tempat bekal
Fatih. Komposisi karbohidrat, protein, dan vitamin tak luput dari perhitungan
mbak.
Acha
juga melihat dan mendengar nasehat-nasehat mbak untuk Fatih sebelum Fatih pergi
sekolah. Sembari menyisiri rambut hitam fatih mbak berkata : “Nanti jangan minta-minta
disekolah. Kalau orang kasi, ambil dan bilang makasih. Kalo Fatih pengen,
bilang bunda, nanti kita beli ya nak.” Begitu terus nasehat mbak setiap hari.
Mbak
juga mengajari Fatih dan Faatiha menutup aurat sejak kecil. Saat teman-teman
Fatih memakai seragam celana pendek,
mbak membuat celana panjang untuk fatih. Saat ditanya mbak bilang “ meskipun
masih TK, harus dibiasakan menutup aurat kan?” begitu pula dengan Faatiha yang
kini umurnya belum sampai 2 tahun namun kemana-mana selalu dipakaikan jilbab.
Lalu
bagaimana dengan suami? Yang acha liat, sekalipun mbak belum makan dari pagi,
mbak tetep nunggu abang pulang kerja untuk makan bersama. Bagaimana mbak selalu
menghantar abang pergi kerja sampai depan pintu. Aaahhh, pemandangan yang akan
membuat akhwat-akhwat single teriak histeris.
Dengan
lima hari saja mbak sudah buat acha belajar banyak. Dari dulu memang selalu
begitu. Mbak ga pernah memojokkan dan selalu membuat acha merasa sangat nyaman.
Berantem? Ya pernah lah ! mbak juga manusia yang tak jarang menyebalkan, tapi
bijaknya lebih banyak.
Tutur katanya tak sehalus sutra, namun syarat akan hikmah...
Rangkaian katanya tak selalu indah, namun bijak menjadi syarat dalam
menasehati...
Nadanya tak selalu rendah, namun selalu menyejukkan hati...
Sungguh sangat bahagia, dilahirkan dalam rahim yang sama dengan
dirinya...
Bagi ku, dia itu orang tua,
Kakak,
Orang yang menginspirasi,
Pemimpin,
Murabbi,
Dan sahabat...
Merangkap menjadi satu menjadi makhluk bernama Astri Pusphita.
I love u coz Allah, I Love u coz U are my Dear
Terima kasih sudah menjadi kakak acha,
Dan terima kasih sudah menjadi kakak terbaik yang pernah
ada.
Pondok Pitaloka
Bandung, 21 Feb. 13
Scofield A.A
0 komentar:
Posting Komentar