Minggu, 04 Januari 2015

Bintang Bunting




Judul : Bintang Bunting
Penulis : Valiant Budi
Penerbit : GagasMedia
Genre : Fiksi
Jumlah Halaman : 324
Tahun Terbit : 2008
ISBN(13) : 978-979-780-257-8

“Rasa takut itu adalah sebuah anugrah. Hanya kamu yang belum bisa mengelolahnya”
-Om Harry-
“Sepertinya kita terlalu sibuk belajar mencintai sampai lupa bagaimana caranya mengatasi kehilangan”

            Setiap orang selalu menyukai kegiatan tidur. Namun tidak dengan Audine. Baginya tidur berarti bermimpi dan bermimpi berarti gila. Audine mengalami masalah besar yaitu tidak bisa membedakan mana mimpi dan mana alam nyata. 
“Kapan ya kita bisa melihat masalah yang kita punya sekarang ini jadi masalah kecil?” ujar Raeli, pemilik salon yang juga sahabat Audine.
Audine merasa cukup terbantu dengan kehadiran Mada, seorang peramal misterius yang pada suatu hari mendekati Audine dan memberi nasehat terkait ‘penyakit aneh’ yang dideritanya. Sejak saat itu Mada menjadi penasehat spiritual untuk Audine.
            Hingga suatu hari, ketika Audine pulang kerumah, ia melihat pemandangan yang sungguh sangat menyakitkan hatinya. Adam –suaminya- sedang selingkuh dengan seorang perempuan. Ia kalut dan marah. Apakah itu mimpi atau nyata? Bagaimana pula dengan usaha kuenya yang terancam bangkrut karena kesalahannya? Batas antara alam mimpi dan nyata, begitu tipis.

***
Seperti buku Valiant Budi lainnya –tentu yang telah saya baca- pengemasan cerita dibuat komedi. Sehingga masalah berat yang diangkat tidak terlalu ‘membebankan’ pembaca namun tetap melibatkan emosi pembaca. Valiant Budi menggunakan sudut pandang orang ketiga. Valiant Budi tidak hanya menceritakan kisah tokoh utama yaitu audine tapi juga orang-orang disekitar Audine meskipun tidak berhubungan dengan masalah tokoh utama. Cerita yang diangkat sederhana. Konfliknya juga sederhana namun tidak menghilangkan rasa greget dan ingin tau kemana cerita ini akan dibawa. Selain itu, meskipun alurnya sederhana dan lambat –seperti yang saya bilang tadi- tidak membuat pembaca bosan karena terlalu monoton. Valiant Budi pintar mengemasnya menjadi sebuah cerita yang lezat untuk dibaca. Buku ini juga mengandung banyak nilai-nilai kehidupan. Misalnya tentang keimanan, kematian, berhijab. Ini bukan buku religi –percayalah- tapi banyak hikmah yang dapat diambil pembaca. Sangatlah penting bagi seorang pembaca mendapatkan sebuah pengetahuan baru, inspirasi, semangat atau muatan positif setelah membaca buku dan bukan hanya untuk kesenangan atau penghilang rasa bosan saja.
            Kelemahan buku ini adalah terlalu banyak setting cerita yang berubah-ubah dari satu tokoh ketokoh lain dengan cerita yang sangat singkat sehingga buku ini akan lebih cocok dihabiskan dalam waktu 1-2 hari dan tidak lebih dari itu. Membaca buku ini dalam rentang waktu yang lama dapat mengakibatkan  anda lupa dengan beberapa plot cerita. Selain itu misteri pada buku juga tak habis tertuntaskan sampai akhir cerita. Misalnya pada tulisan yang dikotakkan fungsinya untuk apa, dan apa hubungannya dengan cerita utama (apa karena memang saya aja yang tidak mengerti hehe).
            Valiant Budi memang pintar bermain kata. Gaya menulisnya sangat khas. 

1 komentar:

Siro mengatakan...

Tetep soh favoritku Kedai 1001 Mimpi dan Kala-Kali ^^

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar