Selasa, 19 Juni 2012

4 Prinsip Mahasiswa Ketika Ujian



           
            Musim ujian adalah musim stres para mahasiswa. Bukan hanya untuk mahasiswa yang malas dan galau, tapi juga untuk mahasiswa yang pinter. Bagi mahasiswa yang malas, ini adalah azab, karna sebagian dari mereka hanya belajar ketika akan ujian. Artinya, keseharian yang biasa dilewati dengan tidur, nonton pelem, baca komik, atau sekedar genjrang-genjreng dengan gitar, untuk sementara ditinggal dulu karna harus belajar. Bagi mahasiswa yang galau, ini adalah musibah karna belajar dengan kondisi galau justru akan memperpanjang masa dan massa kegalauan. Karna, masalah gak selesai, materi gak masuk-masuk dikepala. Nah, untuk para mahasiswa pinter, musim ujian juga merupakan pemicu stres. Stres takut IP turun, stres takut cuma dapet nilai B(apalagi C,D,E). Yaaa begitulah menurut pengamatan gue selama ini.
            3 tahun sudah gue makan bangku kuliah(ini cuma majas ya, ga gue makan beneran mau laper kayak gimanapun). Suka duka perkuliahan udah banyak yang gue rasain. Mulai dari dapet nilai bagus sampe nilai jelek, kerasa semuanya. Ujian yang susah sampe ujian susah sekali(ceritanya ga ada yang gampang) pernah gue kerjain. Nah, karna itulah gue buat tulisan ini. Prinsip-prinsip yang ada ini mungkin hanya versi gue karna ini pun menurut pengamatan gue selama jadi mahasiswa. Inilah 4 prinsip mahasiswa ketika ujian ala gue :
            Pertama, prinsip “yang penting ngisi daripada ga sama sekali”. Untuk tipe mahasiswa yang memegang prinsip ini, mereka mengedepannkan kertas yang terisi daripada kosong walaupun tau apa yang dijawab tidak ada kena-mengena dengan soal. Gue yakin untuk tipe pertama ini juga memegang prinsip “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. Kadang prinsip itu disalahgunakan untuk sebuah pembenaran yang menjadikan terlambat sebagai salah satu budaya yang termasyur di negara kita tercinta ini. Well, kembali ketopik. Biasanya, doi ini pemalu. Ya, malu kalo pas ngumpulin kertas ujian kedosen tapi kertasnya kosong, malu ketahuan ga belajar, makannya orang tipe pertama ini membuat sang kertas ujian sedikit cantik meski ketika diperiksa jawabannya salah semua.
            Kedua, prinsip “yang penting panjang terlepas nyambung atau enggak”. Penganut prinsip ini biasanya adalah tipe orang yang ga mudah putus asa. Kenapa? Karna orang dengan tipe kedua ini sebenarnya banyak belajar, namun apa yang dipelajari ga ada yang keluar diujian. Hasilnya, karna merasa tau namun ga ada yang diujikan, ia pun menuliskan semua yang ia tau(dengan topik yang sama) meski sadar sepenuhnya bahwa apa yang ditanya sebenarnya bukan itu. Tipe kedua ini mirip dengan tipe pertama namun tetap berbeda dari tipe pertama. Kalau tipe pertama jelas jawabnya ngasal. Tapi kalo tipe kedua ini, yaahh setopik lah. Ada lagi kasus kedua untuk pengenut prinsip kedua ini, yaitu untuk memenuhi kertas.what? fenomena apa ini? Ya, itulah yang terjadi berdasarkan survey gue. Untuk kasus kedua ini, si doi ngejawab dengan benar, namun entah karna ga pede atau pengen terlihat lebih keren meski ga nyambung, jawaban di tambah-tambah dengan ya itu tadi, menambahkan semua yang ia tau pada kertas jawaban.
            Ketiga, prinsip “jawab apa yang ditanya”. jika lo menganut prinsip ini, gue duga lo orang yang pendiem abis en ga banyak cerita. Ga suka mengarang bebas, dan apa adanya. Untuk tipe yang ketiga ini biasanya menjawab apa adanya sesuai yang ditanyakan. Tidak menambah-nambah. Namun ada 3 faktor pula kenapa ga nambah-nambah jawaban. Pertama karna memang tau sedikit alias cuma tau apa yang ditanyakan, yang kedua emang males n memegang teguh pendirian “ yang ditanyain kan A, kenapa gue mesti jabarin ampe Z” dan yang ketiga karna ga mau ngarang bebas sehingga terbongkarlah kedoknya oleh dosen bahwa ia hanya mengarang indah saja. Mungkin menurut tipe ketiga ini, sama aja dengan buka aib.ga tau tapi pura-pura tau. Jadi, mahasiswa dengan tipe ketiga ini biasanya ga ngisi jawaban kalo ga tau dan seringkali menyimpan dendam(yang ini bahasanya diperlebay) dengan tipe kedua. Tipe kedua dan ketiga ini tidak pernah berjalan beriringan karna tipe kedua selalu membuat minder tipe ketiga.
            Keempat dan yang terakhir adalah orang-orang yang punya kepasrahan tingkat dewa namun tingkat rasa malu yang rendah. Ya, prinsipnya adalah ‘pasrah’. Mereka yang termasuk golongan ini tidak banyak omong. Tau ya dijawab, ga pun ya ga diisi. Hampir sama dengan tipe ketiga, namun beda motif. Kalo tipe ketiga ga menjawab karna alasan 3 faktor yang di atas, kalo tipe keempat ini ga ngisi karna ga tau apa yang mau diisi, bahkan ngarang sekalipun ga punya bayangan. Biasanya tipe keempat ini sering keluar duluan karna berfikir “ seribu tahun dikelas juga kalo ga tau en ga punya bayangan, ya ga akan bisa.”
            Tulisan ini gue buat berdasarkan pengamatan gue setelah berpuluh-puluh kali mengikuti ujian. dan biasanya nih saat ujian orang-orang yang memilih salah satu dari 4 prinsip diatas mengalami kejadian seperti ini (kurang lebih lah) :
            Menit pertama : kertas jawaban dibagikan
            Menit ke satu setengah : nulis nama, NIM, mata kuliah, nama dosen, dan tanggal ujian. Beberapa  menambahkan “Bismillah” juga dipaling atas, biar kalopun ga bisa jawab, tetep dapet berkahnya.
            Menit kedua : baca petunjuk umum. Biasanya petunjukknya kayak gini nih :
1.      Gunakan Pulpen untuk menjawab soal.
2.      Nomor boleh diacak, kerjakan soal dari mulai yang menurut anda paling mudah.
3.      Segala bentuk kecurangan tidak diizinkan.
Sebagai mahasiswa yang baik, tentunya  akan mematuhi semua petunjuk yang ada. Dimulai dari petunjuk pertama. Tentu saja mahasiswa punya pulpen. Kalau ga punya, kalang kabut cari pinjeman. Tambah keringetan kalo temen disebelahnya bilang “cuma punya satu” dan bodohnya baru sadar ga punya pulpen saat mau mulai ujian. Lalu petunjuk ke dua. udah mulai gemeteran. Soal 1-3 lewat. Soal 4-6 lewat juga. pada Soal 7-10  udah kejang-kejang dan keluar busa dari mulut. Apa-apaan ini. Katanya ‘kerjakan soal dari yang paling mudah’ tapi kenapa ga ada soal yang mudah????
Menit kelima : tidur karna putus asa.
Menit ke-60 : bangun dan panik.
Menit ke-61 : ngerjain soal.
Menit ke-70 : liat kiri kertasnya penuh, liat kanan banyak rumusnya, liat depan udah nutup pulpen n beberes siap-siap keluar ruangan. Shock. Mau pura-pura pingsan ga bisa, pura-pura dipanggil dekan juga ga bisa. Akhirnya memilih 1 dari 4 tipe prinsip mahasiswa di atas.
Menit selanjutnya sungguh menyedihkan sehingga rasanya tak pantas jika di publish disini.
            Nah, sekarang pertanyaannya adalah, lo termasuk tipe keberapa nich? Satu,dua,tiga, empat, atau kombinasi ? beberapa waktu yang lalu gue ujian. Disana pak dosen berkata : “kerjakan secara singkat, jelas dan padat. Jawab apa yang ditanya saja. Tulis dilembar soal nya langsung, kalau ga cukup di balik halamannnya, kalo ga cukup juga bisa dipastikan jawaban anda salah” Jleb, gue suka banget nich kata-kata si bapak. Bener banget. Tapi memang dosen itu tipenya macem-macem. Ada yang suka jawaban yang detail dan panjang, ada pula suka yang simpel tapi ngena dengan apa yang ditanya. pantas saja ada sebuah kalimat yang sempet gue baca disalah satu situs para mahasiswa, bunyi nya kurang lebih seperti ini “ untuk  mendapatkan nilai yang baik, mahasiswa tingkat satu menghapal materi kuliah, dan mahasiswa senior menghapal kebiasaan dosen”.
            Benarkah sekarang ilmu dan nilai adalah dua arah yang berbeda? Terserah lo mau jawab apa.
            Terakhir dari gue, gue cuma mau pesen satu hal. “gagal itu boleh, namanya juga manusia. Namun yang tidak boleh itu adalah menyerah. Karna dengan menyerah, kita bukan lagi seorang manusia seutuhnya”
Scofield A. Acha
19 june 2012
05:14 p.m

Kamis, 14 Juni 2012

Mas-ku Lebih Gagah daripada Mas Gagah


Acha punya dua orang abang dan satu orang kakak. Seperti yang sudah diceritakan pada postingan sebelumnya, acha ingin menceritakan secara khusus tentang abang acha yang satu ini.
                Namanya Adhe Permana, kelahiran Tanjunguban 9 Agustus 1989. Abang acha yang satu ini, menjadi musuh bebuyutan sama acha ketika kecil.tingkahnya itu loh, masya Allah luar biasa nyebelin.
                Masih inget waktu kecil, Mas Adhe -begitu panggilanku padanya- bisa dibilang anak ‘aktif’. Bukan bukan, bukan bandel ya, tapi sedikit ‘aktif’. Saking aktifnya,ketika pulang sekolah, seragam putih-merah itu tak pernah punya warna yang sama dengan kondisi awal berangkat sekolah. Selalu saja berubah warna hingga mungkin orang yang melihat akan bertanya-tanya ‘ini anak sekolah di mana ya, di gurun mungkin ya’.
                Ada saja tingkahnya. Ada saja yang menjadi ‘proyek’nya. Dan selalu saja ada hukuman dari papa untuknya. Aahh, abangku yang satu ini, memang unik.
                Tentunya, ‘keaktifan’nya hanya berlaku pada usia-usia aktif bermain. Namun sekarang, dia sudah jadi sosok yang luar biasa !
                Ketika acha kuliah di Bandung, disemester awal tentu saja mengalami banyak kesulitan. Terutama saat persiapan LKM (latihan Kepemimpinan Mahasiswa) yang diadakan himpunan. Mulai dari senter, Ransel besar, hingga matras, adalah benda-benda paling tak diinginkan untuk mencarinya. Duh, bingung mau pinjem kesiapa. Mau beli, buat apa kalo Cuma dipake sehari, mmmhhh ga mau ah.
                Karna udah ga tau mau minjem kesiapa lagi (karna yang punya kakak tingkat juga dipinjem), jadilah Mas Adhe jadi sasaran. H-1 malam hari  acha sms segala kebutuhan acha tanpa mikir mas adhe sedang sibuk apa. Dengan tidak tau diri berbekal sedikit keseganan, sms itu terkirim. Sudah jam 10 tapi mas adhe tak kunjung datang. Boro-boro dateng, bales sms aja ga. Tapi, beberapa menit berikutnya... tok...tok...tok, terdengar suara ketukan pintu kostan. Dan ketika dibuka, mas adhe datang dengan semua perlengkapan yang acha butuhkan. Buka hanya itu, mas adhe juga membawa seabrek makanan buat acha. Setelah salam, beliau pulang lagi ke ponpes (saat itu beliau masih mesantren).
                Begitulah mas adhe, ga banyak omong, tapi selalu penuh kejutan. Setiap dateng, pasti bawa sesuatu yang acha suka. Seringkali di awal bulan bawa makanan yang banyaknya minta ampun sampe acha pernah bilang “ mas, mau ngasi adik makan atau ngasi kuli makan?”
                Seperti hal nya malam ini –malam ketika tulisan ini dibuat- Mas Adhe ngasi kejutan lagi buat Acha. Awalnya dia sms kalo ada temennya yang mau nganterin sebuah barang milik mas adhe yang dipinjem saat beliau masih kerja di Bandung. Karnanya janjianlah acha dan orang itu –orang yang awalnya acha sangka sebagai temen mas adhe beneran- di depan alfamart. Seperti penipu yang mahir, ia sms dan bilang. “ini udah di DT. Kemana lagi?” dan akhirnya jreng...jreng... sebuah motor mio memasuki parkiran alfamart dan ketika di buka helmnya, acha bengong. Dan tau apa yang dikatakan mas adhe pertama kali? “kamu bego ya” sambil tertawa puas. Jujur saat itu aku masih bingung, bengong, diam seribu bahasa. Dalam hati bergumam “ ini orang seenaknya aja bilang orang bego. Tapi tunggu dulu bentar, kok mirip abang gue ya”. Dan saat tawanya semakin keras, mata acha berkaca-kaca dan teriak sekuat tenaga dalam hati “ITU MEMANG ABANG GUE!!” . sertamerta acha raih tanggannya dan salam cium tangan padanya.
                Hhhaaa, seneng banget. Senengnya bener-bener banget. Dapet kunjungan dari rumah bagi sebagian besar temen-temen mungkin udah biasa, tapi buat acha yang jauh di rantau, ini adalah kado indah. Sangat indah. Jujur saja, sudah 2 minggu ini acha selalu inget sama abang acha yang satu itu. Setiap pergi kuliah, selalu berkhayal seandainya mas adhe dateng, acha pengen diajak ke tempat ini, acha pengen di ajak makan disini.
                Buat Brother Adhe, kenapa sich selalu ngasi acha kejutan? Padahal acha belum bisa jadi adik yang baik buat mas, belum bisa jadi adik manis yang selalu nurut sama apa kata mas. Gita dalam tokohnya Helvy Tiana Rosa boleh saja punya mas gagah, tapi acha juga punya Mas Adhe yang tak kalah hebat dari Mas Gagah, bahkan buat Acha, dialah yang terhebat J

Senin, 11 Juni 2012

Beginikah Dakwah



Beginikah Dakwah?
Lelahnya melebihi dari seperti mengangkat air ditujuh samudra.
Beginikah Dakwah?
Penatnya seakan semua tulang copot dari tubuh
Tak ada yang bisa tertopang, sakit teramat sangat, sakit tiada tara.
Begitukah dakwah?
Menghadapi manusia-manusia yang gemar bertengkar
Begitukah dakwah?
Sabar tingkat tinggi hingga tingginya seperti perjalanan dari bumi kelangit ketujuh
Begitukah dakwah?
Memahami saudara-saudara dengan sabar dan tetap tersenyum
Inilah dakwah...
Berjalanan beriringan dan bergandengan
Beratapkan Ukhuwah, berpondasikan iman dengan tembok jema’ah
Inilah dakwah...
Kegalauan atas umat yang mengalirkan ridho Allah dan terbangunnya sebuah istana di surga.
Inilah dakwah...
Saat aku salah, mereka menegur
Saat kamu salah, kami mengingatkan
Saat kita salah, instropeksi bersama.
Aku tau ini jalan yang pahit dan melelahkan, namun aku mencintai jalan ini.
Karna jalan ini, Allahku mencintaiku. Dan aku tak membutuhkan apapun saat Ia mencintaiku.
Scofield A.Acha
@S302 Jica FPMIPA UPI
05:29 p.m

menuju hari paling indah


Menikah...
Pernikahan...
Adalah dua kata yang berkata dasar sama, yaitu Nikah. Lalu apa itu nikah? Menurutku, pernikahan adalah sebuah janji, janji yang diikat oleh dua orang anak adam melalui prosesi formal Ijab Qabul.
“aku nikahkan” dan “aku terima nikahnya”...
Indah sekali bukan? Sungguh itu adalah kata-kata super indah yang telah Allah siapkan untuk kita. Aku tak tau sensasi jantung ketika dua kalimat ajaib tadi diucapkan dengan namaku disebutkan disana. Aku tak tau karna aku belum mengalaminya.
Kupikir, siapa yang tidak menginginkan hal itu? Banyak orang bilang bahwa ketika ia menikah, ia serasa menjadi orang paling bahagia sedunia. Sudahkah kamu merasakan hal tersebut? Menikah itu sesungguhnya bukanlah hanya dua orang, tapi juga menikahkan dua keluarga, dua budaya, dua kebiasaan, dua kultur, dua latar belakang dll.
Pernikahan, suatu penyatuan. Dari tidak dekat menjadi sedekat itu. Dari hanya sekedar kenal menjadi paham. Dari tak melihat menjadi menatap. Seindah itukah ? ya, seindah itu bila diawali sesuai syari’at yaitu sesuatu yang baik.
Aku pernah nonton sebuah film yang disana dikatakan : “Cinta itu permulaan dari jodoh, dan jodoh itu terbagi atas 3. Pertama, jodoh dari syaitan.berkenalan,berjabat tangan, lalu sang wanita hamil dan menikahlah mereka. Yang kedua, jodoh dari jin. Yaitu salah satu menyukai tapi yang lainnya tidak hingga akhirnya mengunjungi dukun dan yang tidak suka menjadi suka, lalu menikah. Yang ketiga adalah jodoh dari Allah. Yaitu berpandangan mata dan menusuk ke kalbu, lalu langsung meminang dan menikah. Insya Allah akan berkekalan hingga akhir hayat dan itulah yang dikatakan syurga cinta”
Aaahhh, ternyata memang benar, segala apa yang telah Allah tetapkan memang indah. Hukum Allah adalah indah. Bila sekarang belum datang, maka bersiap-siaplah untuk hari itu. Apakah kamu mau jika kamu tidak mempunyai persiapan saat hari nan bahagia itu datang. Biasa-biasa saja dengan keimananmu. Biasa-biasa saja dengan akhlakmu. Tak ada perubahan. Tak berniat untuk memperbaiki apa-apa yang harus diperbaiki. Tidakkah kamu kasihan pada orang yang menjadi pendampingmu. Pendamping yang Insya Allah akan menemanimu dunia dan akhirat.
Aah, rasa-rasanya kita tak akan pernah habis-habisnya membicarakan topik pernikahan.
Bila tiba masanya, hari indah itu pasti akan datang dengan segala jalan yang tak pernah terbayangkan oleh kita.
Insya Allah ada jalan J

Hari paling indah bagi Teh Nisa Hayati dan kang Agung Nuryadi
10 June 2012
11.13 a.m
Scofield A. Acha

Minggu, 10 Juni 2012

Racun Korea


Nonton kartun barbie atau film-film romantis, ga pernah ada dalam kamus hidup gue. Gue dibesarkan dengan banyak abang-abang tangguh dan seorang kakak yang tak kalah tangguhnya, dan itu membuat gue seperti mereka.waktu gue kecil, kakak-kakak gue udah besar sehingga terjadilah pencangkokan ‘selera’ dari mereka. Gue suka musik barat dan rock. Gue suka. Gue seneng dengan film-film perang dan misteri meski kadang suka ga ngerti –ceritanya gue masih kecil- , gue hobi baca novel-novel misteri terjemahan. Pokokny bisa dibilang selera gue itu, barat banget. Itulah kenapa dari kecil sampe sekarang, gue masih punya cita-cita jadi FBI atau detektif. Bahkan gue berfikir, kalo gue udah punya penghasilan sendiri, gue mau belajar nembak pake pistol atau senapan angin lah minimalnya (senapan angin? berasa kayak pemburu burung)
                Tapi sekarang gue udah besar. Gue udah ga tinggal ama kakak-kakak gue. jadi, gue udah mulai kebawa arus. Tunggu dulu, gue mau ngucapin makasih sama kakak-kakak gue yang udah membuat selera gue ga buruk-buruk amat. Dan lo tau apa? Sekarang Gue suka nonton korea. Bagi gue ini aib. Gue paling ga suka kalo ketahuan punya barang-barang ‘girly’, apalagi nonton korea yang notabene bergenre romantic. Inilah konsekuensi hidup ketika dikelilingi oleh para penebar cinta.
                Gue tetep akhwat, Cuma pengaruh dari abang-abang gue masih sering kebawa pada karakter gue. Nah, ceritanya sekarang gue lagi jatuh cinta ama satu aktor korea bernama Lee Seung gi. Gue bukan suka karna tampang, gue suka acting dia. Gue inget, terakhir kali gue ngefans terhadap sesuatu itu adalah Harry Potter, gue punya banyak  tongkatnya, dulu gue juga sempet punya jubahnya. Buku-bukunya juga lengkap, bahkan gue punya beberapa dalam edisi aslinya alias bahasa inggrisnya.
                Nah, aib gue suka korea ini, Cuma lo para pembaca blog gue yang tau (kesannya pembaca gue banyak banget ya padahal gue tau ga ada yang baca blog gue T.T . sedih amat). Jadi gue harap lo ga ngasi tau siapapun, apalagi temen-temen kampus gue.
                Layaknya orang jahat, gue ga mau virus korea ini cuma nyerang gue aja. Jadilah gue bertanduk rusa dan memberi virus yang sama pada temen gue Paramitha Echi alias Echi. Dia itu temen gue yang bisa dikatakan punya selera yang bagus, ya ga jauh-jauh beda lah ama gue. Music, buku, film kesukaannya menjadi kesukaan gue juga.
                Tanpa sadar, seleranya itu gue racuni. Gue cekoki dia dengan jepang dan korea agar dia punya aib yang sama dengan gue. Dan, gue berhasil ! :D *penuh kemenangan* . hal ini berawal waktu dia nginep di kostan gue. Waktu itu gue jadi presidium sidang mumas himpunan sehingga gue udah berangkat bahkan sebelum dia bangun tidur. Akhirnya, karna gue tinggal, dia gue suruh nonton aja biar ga boring. Saat itu gue recommended ‘one liters of tears’. Gue ga tau apa yang terjadi, apakah ia baru jatuh dari tempat jemuran atau abis bergulat dengan tukang siomay, yang jelas saat gue pulang, mata dia udah bengkak-bengkak.hahaha. gue masih inget banget ekspresinya.
                Racun kedua adalah ‘endless love’. Lo tau kan ntu cerita sedih amat. Waktu dia minta film ke gue(ceritanya laptop gue penuh dengan film) gue kasiin  dua serial korea. Yang satu endless love dan satu lagi my girl friend is gumiho (Lee Seung Gi kkyyyyaaaaa). Awalnya dia nanya, “ini apa? Barat atau korea?” gue jawab “ korea”. dia nolak, karna gue tau dia sama kayak gue, pencinta film barat. Cuma gue lebih ke action atau misteri. Kalo dia apa aja di tonton. Tapi karna gue cukup ahli dalam hal membujuk dan memprovokasi(beuh jahat amat), Kemampuan inilah yang gue gunakan untuk meracuni dia.
                Temen gue yang satu ini unik memang. Sepertinya, kalo dilahirkan kembali akan menjadi polisi karna naluri suka melapor segala sesuatu terpupuk dengan baik dalam dirinya. Kita beda kampus dan otomatis beda kostan juga. Tapi bahkan gue tau dia lagi nonton film apa, episode berapa, bahkan scane yang mana. Ajaib, karna setiap adegan-adegan seru dia laporkan ke gue tanpa gue minta.
                Tak jarang gue nonton ama dia, dan ternyata, dia memiliki hati yang lembut sekali saudara-saudara. Saat ada satu adegan yang menurut gue ga sedih-sedih amat, dia bercucuran air mata dan kejang-kejang dengan hebatnya. Padahal menurut gue itu biasa aja. Mungkin gue aja ye yang terlalu jantan. Dari sana gue tau  dia jauh lebih berbahaya nonton korea daripada gue. Dan dengan konyolnya gue sering menanyakan hal-hal ga penting seperti :
Gue : “gimana? Nangis ga?”
Echi : “ ini mata gue copot gue pasang lagi”
Sampe ketika akhir nonton endless love dia ngsms gue tengah-tengah malem “
Echi : endingnya ga sesuai ama ekspektasi gue.
Gue : jadi lo pengennnya kayak mana? Pemerannya utama cownya nikah ama lo? Itu mah ga mungkin, lo sogok sutradaranya juga ga bakal bisa.
                Sekarang setelah serial Gumiho (Lee Seung Gi kkyyyyaaaaa), gue mau cekokin dia dengan film Lee Seung Gi yang lebih dahsyat yaitu King Heart. Gumiho aja udah buat dia ga konsen waktu lagi ujian, apalagi yang ini. Dahsyat sekali.
                Actually, kita semua tau bahwa serial-serial korea itu bagus banget dan gue yakin ga ada yang bisa menyainginya( serial korea kalo versi islamnya itu malaysia jagonya dan gue suka banget). Tapi gue cuma mau pesen, jangan sampe film-film itu seperti zat adiktif yang membuat kecanduan dan menjadikan kita lalai terhadap hak-hak kita terhadap sesama, terlebih lagi hak-hak Allah yang harus dipenuhi setiap harinya.
                Satu lagi, kadang kalo nonton korea suka iri. pengen punya kisah yang seromantiz itu, pengen punya pasangan yang secantik atau setampan itu, tapi lo mesti tau, kisah hidup kita jauuuuuuuuhhhhh lebih romantiz dari pada film-film itu. Karna film itu di buat dan dirancang oleh manusia. Sedangkan kehidupan kita di rancang oleh Dzat yang Maha Agung, dialah Allah, arsitek terbaik yang pernah ada.
Scofield A.Acha
6 Juni 2012
 10:23 p.m
ini gue, dan temen gue Echi