Tak ada yang tau rasa rindu iniIa mendominasi tempat dalam hati begitu tamaknya,Hingga iman pun melemah,Untung tak sampai mati.
Senin, 13 Agustus 2012
"semua tentangmu, kusimpan dalam wadah paling rapat sedunia. Hati ku. dan hanya aku dan Tuhan yang dapat membukanya. bahkan kau pun tak bisa"
Minggu, 12 Agustus 2012
KKN PAUD Ceria : ini ceritaku, apa ceritamu?
Teman Acha : KKN dimana ca?
Acha : Sarijadi
Temen Acha 1 : What?
Temen Acha 2 : KKN macam apa itu?
Temen Acha 3 : seriusan? KKN atau tamasya itu teh?
Temen Acha 4 : ga berkesan.
Ya !
Ngomong-ngomong
soal kesan, awalnya acha juga beranggapan bahwa KKN deket itu ‘ga berkesan’. Ga
kayak temen-temen yang jauh dari peradaban. Yang mau ke jalan raya harus pake
motor karna ga bisa ditempuh dengan jalan kaki, yang mau ke pasar aja harus
pake perahu, atau yang setiap nelpon selalu berteriak : “apa ca? Iya ini sinyalnya
jelek banget. Ini juga udah di lapangan bulu tangkis”. Ckckck. Salut untuk
mereka.
Di
akhir akan berakhirnya program KKN ini, kesan itu muncul. Ya sebenarnya akan
selalu ada kesan di setiap peristiwa, namun tentu setiap orang mempunyai kesan
yang berbeda-beda, tegantung bagaimana ia pintar-pintar melihat suatu kejadian
dan tergantung pula pada bagaimana definisinya mengenai ‘kesan’ itu sendiri.
Duh, bahasanya belibet ya, ya udah deh lanjut.
KKN
Tematik UPI dengan Program PAUD ini bertempat di jalan sariasih daerah
sarijadi. Cukup dekat bukan dengan kampus UPI. Orang-orang keren yang menjalani
KKN disini antara lain : Arief Rachman Hakim sebagai ketua yang juga merangkap
sebagi pelawak, lalu ada Ridha Hidayani, Winda monika, Alvian, Lukito, Erma,
Evi Mulyani, Dudi (panggilan kerennya ‘wacemek’), Indra Saepul Alam, dan acha
tentunya.
Awal-awal
menjadi kakak pendamping disana, sungguh sangat mengenaskan. Acha sendiri
memilih untuk ngepel, atau nyapu satu PAUD dari pada harus mengikuti KBM. Hanya
menjadi pendamping saja dan baru satu jam di ruang kelas, migran menyerang.
Pusing. Anak-anak berlarian, berteriak-teriak, yang nangis apalagi. Ruang
sekecil itu, dihuni oleh puluhan anak yang kesemuanya bersuara. Masya Allah.
Sungguh minta maaf saudara-saudara karena hal tersebut tampaknya tak bisa
dideskripsikan berhubung membayangkannya saja sudah mengerikan.
Hampir
setiap hari 10 orang keren ini datang ke paud meski KBM hanya dilaksanakan dari
hari senin sampai dengan kamis. Hingga pada suatu saat, hari itu tiba. Saat guru
di kelas 5- 6 tahun tak datang. Jadilah kami sebagai mahasiswa KKN atau sering
disebut dengan Kakak-kakak pendamping yang luchuu diminta untuk mengajar. Ya
saudara-saudaraku sekalian, kami diminta untuk mengajar. sementara dari 10
orang ini, tak satupun yang berasal dari jurusan PAUD.
Kisah 1
(acha dan Ridha)
Kesuksesan : Cukup
Efek : Suara habis selama seminggu, tepar 4 hari.
Korban : dua anak.
Kisah 2
: (Indra dan Arief)
Kesuksesan : memprihatinkan (materi yang harus disampaikan
dalam 1 jam bisa dikemas dlm 10 menit. Luar biasa bukan?!)
Efek : gangguan kejiwaan pada kedua pihak, baik anak, maupun
kakak pendamping sendiri.
Korban : semua anak di kelas.
Dan
masih banyak kisah tentang KBM lain. Misalnya evi yang bisa dibilang tigkat
kesuksesannya luar biasa, tapiiiiii.... cuma untuk fariz aja.
Itu
untuk KBM. Ada juga beberapa program yang kami lakukan diantaranya fun science
dan bermain musik. Ah, lagi-lagi sulit untuk mendeskripsikan seperti apa
kondisinya. Simak saja percakapannya ya :
Indra : adik-adik...
Anak paud : Siap!
Indra : biasanya kalo mau niup balon pake apa?
Anak paud : *diam tak bersuara*
Indra : ya, pake mulut kan ya. Nah hari ini kita akan niup
balon tapi ga pake mulut. Kita pake botol. Kira-kira bisa ga?
Anak paud : *diem dengan tatapan kosong*
Indra : *keringetan* ya, bisa ya.
Anak
kimia pasti tau percobaan ini. Dimana
cuka di masukkan kedalam botol, lalu soda kue diisi ke dalam balon dan di
rapatkan ke dalam mulut botol. Nah, ilmu kimia yang dimiliki ini digunakan
untuk atraksi sulap kecil-kecilan ini. Namun apa yang terjadi....
(balon mengembang, anak-anak diem tak ada respon. Tak ada aplaus
dari tangan-tangan kecil itu atau sekedar ucapan ‘waaaww’ dari mulut mungil
mereka. Diam, tak bergeming)
Acha berbisik dari belakang : udah ndra? kayak gitu aja?
Indra : *pucat*. Ya sekarang adik-adik siap yang mau
mencoba?
Satu
dua siswa maju kedepan ingin mencoba dipandu oleh indra sementara acha
mepersiapkan bahan lain. Pada percobaan ketiga :
Acha : ndra, cuka nya habis.
Indra : ..........* sekarat *
Setelah
‘kesuksesan’ yang di raih di fun science, saatnya anak-anak bermain musik.
Kembali indra, ‘musisi terbaik’ dikelompok kami untuk alat musik biola
menunjukkan kebolehannya.
Indra : Adik-adik
Anak paud : Siap !
Indra : ada yang tau ini apa ? (sambil menunjuk biola)
Ank paud : *kembali diam*
Indra : * gemeteran * iya, ini biola ya. Namanya bi-o-la
(nunjuk biola) . Kalo ini siapa? (menunjuk diri sendiri)
Ank paud : (subhanallah akhirnya anak-anak itu berbicara.
Terima kasih Ya Allah! Namun yang dikatakannya adalah ) “Biola”
Indra : *panas dingin* Bukan, ini kak indra, ini biola. Dari
pada makan kak indra mending makan biola. (berasa iklan.ya ga lah ga. Cukup
kalimat awal aja)
Menjelang
berakhirnya KKN ini banyak hal yang kami lewati. Semakin mengenal karakter
masing-masing. Winda misalnya yang hobi ‘ngemil’ , evi yang ternyata ‘gila’
dengan fariznya, atau ridha yang rajinnya minta maap. Setidaknya, walaupun KKN
nya ga nginep, kita ngerasain yang namanya nginep di paud dan kerja rodi. Hari
pertama nginep ga tidur karna memang banyak yang harus diselesaikan.
Pulang-pulang jam 6.15 pagi. Kantung mata udah sebesar kelereng, muka udah
kusut. Yang ga ikut nginep, gantian KBM pagi harinya.
Hari kedua
nginep,Tiba di paud disambut dengan
media-media yang belum terselesaikan. Sekitar jam 1an, badan udah ga
kuat. Niatnya pengen ngukur sofa, eh malah ketiduran di sofa. jam 2 pergi lagi
ngenter winda k cipaganti dengan arief. Setelah bercucuran air mata dengan
winda karna akan berpisah singkat, langsung pulang.
Kerja
rodi itu berlangsung sampai pagi. Jam 7 mata udah bener-bener ga kuat, akhirnya
pergi ke sofa. Tadinya mau ngebersihin debu, tapi jadi ketiduran.hhe. dan begitu
bangun, sudah ada bu ila yang lagi ngeprint dan terdengar suara anak-anak di
ruang depan yang sedang sholat dhuha. Ya ampun malu sama ibu. Bangun tidur
langsung cari temen-temen yang lain yang
tengah riweh dengan lomba yang akan di adakan hari itu.
Acha : dha, kok ga bangunin acha sich?
Ridha : udah acha, kamunya yang ga bangun.
Acha : kalian udah pada mandi belum?
“belum”
Memang
memalukan saat semua kakak-kakak pendamping, mendampingi tapi dalam kondisi
belum mandi semua. Ya sudah lah....
Sekarang,
seminggu terakhir banyak juga yang berminat dengan KBM. Kalo di awal “siapa
yang mau KBM?” semuanya pada ogah-ogahan, sekarang jadi semangat. Terutama
evi...ckckck. saking ngefansnya sama fariz, dihari terakhir KBM evi menyiapkan
hadiah kecil untuk fariz (menurut pengakuan evi, ia memberi fotonya n fariz
yang di figurain bertuliskan ‘kak evi sayang dede fariz’ dan mainan boling). Karna
fariz ga dateng hari itu, evi mendatangi rumah fariz dan sempat bertukar nomor
telpon dengan kakek dan ibunya fariz. Niat
banget memang temen acha yang satu ini. Bahkan yang lebih gila, pada suatu
malam evi mengirim sms ke ridha yang isinya “I love u Fariz”.
Mungkin
nanti acha sendiri akan sangat merindukan ngebuka pager PAUD, ngeliat taman
bermain yang seadanya, bangunan yang mewah, ruang belajar yang penuh warna dan
mainan. Mungkin akan sangat terbayang-bayang saat tangan-tangan mungil itu
meraih tangan acha dan mencium punggung tangan. Mungkin akan selalu
terngiang-ngiang panggilan “kakak”dari suara cempreng mereka. Atau boleh saja
menjadi teramat sangat ingin membereskan ruang serba guna belakang dari
bola-bola kecil yang selalu di lempar-lempar.
Yang
jelas, bayangan wajah-wajah penuh tawa dan tanpa dosa yang sedang sholat dhuha
akan selalu terbayang-bayang dalam beberapa hari kedepan.
Mereka
mungkin masih kecil, tapi acha banyak belajar dari mereka. Devi misalnya, murid
pertama yang datang ke PAUD pada hari pertama masuk sekolah. Jam belajar yang
di mulai jam 8 tidak digubrisnya, ia datang jam 7. Mungkin banyak dari kita
yang kuliah jam 7 tapi malah datang jam 7.45. dari mereka juga acha belajar
tentang semangat yang kuat untuk belajar. Sebagian dari mereka selalu hadir,
tak pernah bolos. Sedikit berbeda dgn sebagian dari kita yang dari 16 kali
pertemuan bolosnya 10 kali.
Lalu ketika
mewarnai, salah satu siswa bernama dimas menjasi siswa terakhir yang
mengumpulkan karyanya. Dimas terbilang memang sangat lamban dalam mewarnai
sampai acha gereget dan serasa ingin membantu. Tapi, ketika melihat
teman-temannya sudah selesai sejak tadi, tangan kecil itu pernah berhenti. Ia
terus mewarnai dan mewarnai meski itu lambat sekali. Tetap sabar meski sulit
untuk seusia mereka. Hasilnya mungkin tak seberapa baik, tapi proses penuh
kesabaran dan perjuangan itu yang membuat hasil menjadi nomor sekian.
Acha
juga punya banyak cerita tentang KKN. Masa-masa yang dilewati bukan hanya
sekedar KBM bersama, tapi juga beberes bersama, masak bersama, sahur dan buka
bareng, atau sekedar menyaksikan kekonyolan ketua KKN terbaik sedunia yang
baiknya keterlaluan, Arief Rachman H.
Ini ceritaku, apa ceritamu?
tubuh karet yang ikut berjuang
Gue
mengayunkan diri. Seperti biasa, siang itu matahari terlihat cerah sekali,
bahkan lebih cerah daripada biasanya. Efeknya, aspal pun menjadi seperti
panasnya batu bara yang sedang dibakar. gue tau, hari ini pemilik gue harus
kuliah dan ia hampir telat. Maka ia
mengayunkan gue dengan sangat cepat. Namun tiba-tiba ia berhenti. Gue ga bisa
memandang keatas dan melihat pemilik gue , tapi gue bisa melihat di bawah dan
tentu saja mendengar. Biasanya pemilik gue ini sering bertemu dengan temannya
dan kalo bertemu, mereka mengucapkan salam lalu mengobrol sebentar. Kali ini ia berhenti dan gue ga mendengar suara apapun,
maksud gue percakapan ia dengan temannya. Gue juga tau ini bukan di kampus,
kantin, mushola, sekre, atau tempat-tempat yang sering dikunjungi pemilik gue.
Ini di pinggir gang. Dan gue ga tau pemilik gue sedang apa dipinggir gang
seperti ini. Lalu gue mendengar ada yang menyapanya :
“ cie
mau daftar BEM REMA”
Gue ga
tau itu siapa. Gue Cuma inget beberapa suara yang sering berkomunikasi saja
dengan pemilik gue dan suara pemilik gue, tentu saja.
“Cuma
ngebaca aja”, kata pemilik gue
Tak
berapa lama, pemilik gue berlari dan gue juga harus mengayunkan diri dengan
sangat cepat. Selalu seperti ini, ga mau telat, tapi datang selalu mepet. Gue
yang jadi korban karna harus berkejaran dengan waktu. Ia memperlambat
langkahnya dan gue bisa melihat kaki-kaki kursi itu. gue tau ia sudah di kelas.
Pemilik gue akan melakukan sesuatu yang ia sebut dengan kuliah. Biasanya gue
tidur ketika ia sedang kuliah. Hitung-hitung istirahat, karna gue tau, setelah
ini ia pasti kembali membawa gue kesana kemari. Boleh dibilang hampir setiap
hari gue keluar dengan udara yang masih sangat dingin, aspalnya juga masih
dingin dan pulang ketika udara dingin lagi dengan jalanan yang sudah gelap
sehingga tak jarang gue terantuk. Gue aja yang terbuat dari karet merasa cape, masa sich pemilik gue ga cape.
Padahal tulangnya kan terbuat dari.... dari apa ya gue juga ga tau.
Beberapa
hari setelah itu, pemilik gue ngajak gue untuk pergi lagi ke kampusnya. Namun
tempat ini agak jauh dari tempat tinggal kami. Tempat ini banyak motornya, dan
suara adzan terdengar dengan jelas. Gue pernah kesini, namun jarang. Biasanya
kalau kesini juga gue loncat loncat sampai kelantai 3 disebuah tempat sempit
yang pemilik gue beri nama ‘sekre HMK’. Tapi kali ini pemilik gue hanya
dilantai satu dan tak jauh dari daun
pintu gedung ini. Ia mulai mengobrol dengan orang-orang yang ia temui. Setelah
itu, ia mulai ditanya oleh seseorang yang sepertinya sudah akrab dengannya.
Agak menarik buat gue bahwa dari nada bicaranya mereka terlihat akrab, tapi
pertanyaanya agak aneh untuk sebuah obrolan. Pertanyaannya apa aja? Gue ga
inget semua. Cuma gue inget bahwa pemilik gue ditanya soal isu pendidikan,
tentang definisi semangat, dan berminat di kementrian apa. Gue ga tau apa itu
kementrian. Yang gue tau, pemilik gue mejawab ‘kominfo’ dan ‘PSDO’.
Hari
ini gue sedih. Loe ga perlu nanya kenapa karna gue bakal cerita sama loe. Gue
sedih karna pemilik gue sedih. gue udah
bersamanya selama 2 tahun dan Gue tau itu dari nada bicaranya. Gue mendengar
ada suara kesedihan saat ia bicara dengan temannya kemarin siang. Kurang lebih
seperti inilah percakapan mereka :
“ kak Acha dapet SMS dari BEM REMA?” kata temen
pemilik gue yang ga gue tau
“SMS
apa? Ga dapet SMS apa-apa”
“SMS
diterima jadi pengurus BEM REMA. Si Isti udah dapet katanya”
“Wah
Acha ga dapet”
Ada
nada kaget dan sedih dari suaranya. Ia lalu menelpon seorang kakak tingkat yang
dulu cukup akrab dengannya dan menanyakan hal itu. Sampai hari ini –keesokan
harinya- ia masih terlihat galau dan resah sampai gue mendengar ia berkata pada
temannya “ ya gapapa lah, mungkin belum rezeki masuk ke BEM REMA”
Tapi
sejam kemudian aku diajaknya
loncat-loncat kegirangan. Saat itu ia menerima
SMS yang mungkin berisikan penerimaan di BEM REMA. Aku tau dari
percakapannya dengan temannya, “ Acha keterima di BEM REMA. Tapi pelantikannya 5 jam lagi. Katanya kemaren ga di hubungi
karna salah nomor”
Gue
memang ga akan mungkin bisa tau seperti apa perasaan pemilik gue. Cuma gue
selalu berjuang bersamanya, selalu pergi bersamanya, selalu berkejaran waktu
dengannya. Gue rasa itu udah cukup untuk menggambarkan suasana hati pemilik
gue. Gue tau saat ini –saat ia tau ia di terima di BEM REMA UPI- ia merasa
sangat senang, ada nada bangga dan suaranya sedikit terdengar parau. Bagi gue
kesenangannya adalah kesenangan gue juga dan meski gue harus melindungi kakinya dari panasnya aspal lebih keras, gue akan tetap menemaninya.
Selalu, seperti yang sering ia katakan “ berikan yang terbaik dan bukan ingin
menjadi yang terbaik”
Ditulis 5 jam dari batas maximal dalam waktu 30 menit.
Selasa, 19 Juni 2012
4 Prinsip Mahasiswa Ketika Ujian
Musim
ujian adalah musim stres para mahasiswa. Bukan hanya untuk mahasiswa yang malas
dan galau, tapi juga untuk mahasiswa yang pinter. Bagi mahasiswa yang malas,
ini adalah azab, karna sebagian dari mereka hanya belajar ketika akan ujian.
Artinya, keseharian yang biasa dilewati dengan tidur, nonton pelem, baca komik,
atau sekedar genjrang-genjreng dengan gitar, untuk sementara ditinggal dulu
karna harus belajar. Bagi mahasiswa yang galau, ini adalah musibah karna belajar
dengan kondisi galau justru akan memperpanjang masa dan massa kegalauan. Karna,
masalah gak selesai, materi gak masuk-masuk dikepala. Nah, untuk para mahasiswa
pinter, musim ujian juga merupakan pemicu stres. Stres takut IP turun, stres
takut cuma dapet nilai B(apalagi C,D,E). Yaaa begitulah menurut pengamatan gue
selama ini.
3
tahun sudah gue makan bangku kuliah(ini cuma majas ya, ga gue makan beneran mau
laper kayak gimanapun). Suka duka perkuliahan udah banyak yang gue rasain.
Mulai dari dapet nilai bagus sampe nilai jelek, kerasa semuanya. Ujian yang
susah sampe ujian susah sekali(ceritanya ga ada yang gampang) pernah gue
kerjain. Nah, karna itulah gue buat tulisan ini. Prinsip-prinsip yang ada ini
mungkin hanya versi gue karna ini pun menurut pengamatan gue selama jadi
mahasiswa. Inilah 4 prinsip mahasiswa ketika ujian ala gue :
Pertama,
prinsip “yang penting ngisi daripada ga sama sekali”.
Untuk tipe mahasiswa yang memegang prinsip ini, mereka mengedepannkan kertas
yang terisi daripada kosong walaupun tau apa yang dijawab tidak ada
kena-mengena dengan soal. Gue yakin untuk tipe pertama ini juga memegang
prinsip “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. Kadang prinsip itu
disalahgunakan untuk sebuah pembenaran yang menjadikan terlambat sebagai salah
satu budaya yang termasyur di negara kita tercinta ini. Well, kembali ketopik.
Biasanya, doi ini pemalu. Ya, malu kalo pas ngumpulin kertas ujian kedosen tapi
kertasnya kosong, malu ketahuan ga belajar, makannya orang tipe pertama ini
membuat sang kertas ujian sedikit cantik meski ketika diperiksa jawabannya
salah semua.
Kedua,
prinsip “yang penting panjang terlepas nyambung
atau enggak”. Penganut prinsip ini biasanya adalah tipe orang yang ga
mudah putus asa. Kenapa? Karna orang dengan tipe kedua ini sebenarnya banyak belajar,
namun apa yang dipelajari ga ada yang keluar diujian. Hasilnya, karna merasa
tau namun ga ada yang diujikan, ia pun menuliskan semua yang ia tau(dengan
topik yang sama) meski sadar sepenuhnya bahwa apa yang ditanya sebenarnya bukan
itu. Tipe kedua ini mirip dengan tipe pertama namun tetap berbeda dari tipe
pertama. Kalau tipe pertama jelas jawabnya ngasal. Tapi kalo tipe kedua ini,
yaahh setopik lah. Ada lagi kasus kedua untuk pengenut prinsip kedua ini, yaitu
untuk memenuhi kertas.what? fenomena apa ini? Ya, itulah yang terjadi
berdasarkan survey gue. Untuk kasus kedua ini, si doi ngejawab dengan benar,
namun entah karna ga pede atau pengen terlihat lebih keren meski ga nyambung,
jawaban di tambah-tambah dengan ya itu tadi, menambahkan semua yang ia tau pada
kertas jawaban.
Ketiga,
prinsip “jawab apa yang ditanya”. jika lo
menganut prinsip ini, gue duga lo orang yang pendiem abis en ga banyak cerita.
Ga suka mengarang bebas, dan apa adanya. Untuk tipe yang ketiga ini biasanya
menjawab apa adanya sesuai yang ditanyakan. Tidak menambah-nambah. Namun ada 3
faktor pula kenapa ga nambah-nambah jawaban. Pertama karna memang tau sedikit
alias cuma tau apa yang ditanyakan, yang kedua emang males n memegang teguh
pendirian “ yang ditanyain kan A, kenapa gue mesti jabarin ampe Z” dan yang
ketiga karna ga mau ngarang bebas sehingga terbongkarlah kedoknya oleh dosen
bahwa ia hanya mengarang indah saja. Mungkin menurut tipe ketiga ini, sama aja
dengan buka aib.ga tau tapi pura-pura tau. Jadi, mahasiswa dengan tipe ketiga
ini biasanya ga ngisi jawaban kalo ga tau dan seringkali menyimpan dendam(yang
ini bahasanya diperlebay) dengan tipe kedua. Tipe kedua dan ketiga ini tidak
pernah berjalan beriringan karna tipe kedua selalu membuat minder tipe ketiga.
Keempat
dan yang terakhir adalah orang-orang yang punya kepasrahan tingkat dewa namun
tingkat rasa malu yang rendah. Ya, prinsipnya adalah ‘pasrah’.
Mereka yang termasuk golongan ini tidak banyak omong. Tau ya dijawab, ga pun ya
ga diisi. Hampir sama dengan tipe ketiga, namun beda motif. Kalo tipe ketiga ga
menjawab karna alasan 3 faktor yang di atas, kalo tipe keempat ini ga ngisi
karna ga tau apa yang mau diisi, bahkan ngarang sekalipun ga punya bayangan. Biasanya
tipe keempat ini sering keluar duluan karna berfikir “ seribu tahun dikelas
juga kalo ga tau en ga punya bayangan, ya ga akan bisa.”
Tulisan
ini gue buat berdasarkan pengamatan gue setelah berpuluh-puluh kali mengikuti
ujian. dan biasanya nih saat ujian orang-orang yang memilih salah satu dari 4
prinsip diatas mengalami kejadian seperti ini (kurang lebih lah) :
Menit
pertama : kertas jawaban dibagikan
Menit
ke satu setengah : nulis nama, NIM, mata kuliah, nama dosen, dan tanggal ujian.
Beberapa menambahkan “Bismillah” juga
dipaling atas, biar kalopun ga bisa jawab, tetep dapet berkahnya.
Menit
kedua : baca petunjuk umum. Biasanya petunjukknya kayak gini nih :
1. Gunakan
Pulpen untuk menjawab soal.
2. Nomor
boleh diacak, kerjakan soal dari mulai yang menurut anda paling mudah.
3. Segala
bentuk kecurangan tidak diizinkan.
Sebagai mahasiswa yang baik, tentunya akan mematuhi semua petunjuk yang ada.
Dimulai dari petunjuk pertama. Tentu saja mahasiswa punya pulpen. Kalau ga
punya, kalang kabut cari pinjeman. Tambah keringetan kalo temen disebelahnya
bilang “cuma punya satu” dan bodohnya baru sadar ga punya pulpen saat mau mulai
ujian. Lalu petunjuk ke dua. udah mulai gemeteran. Soal 1-3 lewat. Soal 4-6
lewat juga. pada Soal 7-10 udah
kejang-kejang dan keluar busa dari mulut. Apa-apaan ini. Katanya ‘kerjakan soal
dari yang paling mudah’ tapi kenapa ga ada soal yang mudah????
Menit kelima : tidur karna putus asa.
Menit ke-60 : bangun dan panik.
Menit ke-61 : ngerjain soal.
Menit ke-70 : liat kiri kertasnya penuh, liat kanan
banyak rumusnya, liat depan udah nutup pulpen n beberes siap-siap keluar
ruangan. Shock. Mau pura-pura pingsan ga bisa, pura-pura dipanggil dekan juga
ga bisa. Akhirnya memilih 1 dari 4 tipe prinsip mahasiswa di atas.
Menit selanjutnya sungguh menyedihkan sehingga
rasanya tak pantas jika di publish disini.
Nah,
sekarang pertanyaannya adalah, lo termasuk tipe keberapa nich? Satu,dua,tiga,
empat, atau kombinasi ? beberapa waktu yang lalu gue ujian. Disana pak dosen
berkata : “kerjakan secara singkat, jelas dan padat. Jawab apa yang ditanya
saja. Tulis dilembar soal nya langsung, kalau ga cukup di balik halamannnya,
kalo ga cukup juga bisa dipastikan jawaban anda salah” Jleb, gue suka banget
nich kata-kata si bapak. Bener banget. Tapi memang dosen itu tipenya
macem-macem. Ada yang suka jawaban yang detail dan panjang, ada pula suka yang
simpel tapi ngena dengan apa yang ditanya. pantas saja ada sebuah kalimat yang
sempet gue baca disalah satu situs para mahasiswa, bunyi nya kurang lebih
seperti ini “ untuk mendapatkan nilai
yang baik, mahasiswa tingkat satu menghapal materi kuliah, dan mahasiswa senior
menghapal kebiasaan dosen”.
Benarkah
sekarang ilmu dan nilai adalah dua arah yang berbeda? Terserah lo mau jawab
apa.
Terakhir
dari gue, gue cuma mau pesen satu hal. “gagal itu boleh, namanya juga manusia.
Namun yang tidak boleh itu adalah menyerah. Karna dengan menyerah, kita bukan
lagi seorang manusia seutuhnya”
Scofield A. Acha
19 june 2012
05:14 p.m
Kamis, 14 Juni 2012
Mas-ku Lebih Gagah daripada Mas Gagah
Acha punya dua orang abang dan satu orang kakak. Seperti
yang sudah diceritakan pada postingan sebelumnya, acha ingin menceritakan
secara khusus tentang abang acha yang satu ini.
Namanya
Adhe Permana, kelahiran Tanjunguban 9 Agustus 1989. Abang acha yang satu ini,
menjadi musuh bebuyutan sama acha ketika kecil.tingkahnya itu loh, masya Allah
luar biasa nyebelin.
Masih
inget waktu kecil, Mas Adhe -begitu panggilanku padanya- bisa dibilang anak
‘aktif’. Bukan bukan, bukan bandel ya, tapi sedikit ‘aktif’. Saking
aktifnya,ketika pulang sekolah, seragam putih-merah itu tak pernah punya warna
yang sama dengan kondisi awal berangkat sekolah. Selalu saja berubah warna
hingga mungkin orang yang melihat akan bertanya-tanya ‘ini anak sekolah di mana
ya, di gurun mungkin ya’.
Ada
saja tingkahnya. Ada saja yang menjadi ‘proyek’nya. Dan selalu saja ada hukuman
dari papa untuknya. Aahh, abangku yang satu ini, memang unik.
Tentunya,
‘keaktifan’nya hanya berlaku pada usia-usia aktif bermain. Namun sekarang, dia
sudah jadi sosok yang luar biasa !
Ketika
acha kuliah di Bandung, disemester awal tentu saja mengalami banyak kesulitan.
Terutama saat persiapan LKM (latihan Kepemimpinan Mahasiswa) yang diadakan
himpunan. Mulai dari senter, Ransel besar, hingga matras, adalah benda-benda
paling tak diinginkan untuk mencarinya. Duh, bingung mau pinjem kesiapa. Mau
beli, buat apa kalo Cuma dipake sehari, mmmhhh ga mau ah.
Karna
udah ga tau mau minjem kesiapa lagi (karna yang punya kakak tingkat juga
dipinjem), jadilah Mas Adhe jadi sasaran. H-1 malam hari acha sms segala kebutuhan acha tanpa mikir mas
adhe sedang sibuk apa. Dengan tidak tau diri berbekal sedikit keseganan, sms
itu terkirim. Sudah jam 10 tapi mas adhe tak kunjung datang. Boro-boro dateng,
bales sms aja ga. Tapi, beberapa menit berikutnya... tok...tok...tok, terdengar
suara ketukan pintu kostan. Dan ketika dibuka, mas adhe datang dengan semua
perlengkapan yang acha butuhkan. Buka hanya itu, mas adhe juga membawa seabrek
makanan buat acha. Setelah salam, beliau pulang lagi ke ponpes (saat itu beliau
masih mesantren).
Begitulah
mas adhe, ga banyak omong, tapi selalu penuh kejutan. Setiap dateng, pasti bawa
sesuatu yang acha suka. Seringkali di awal bulan bawa makanan yang banyaknya
minta ampun sampe acha pernah bilang “ mas, mau ngasi adik makan atau ngasi
kuli makan?”
Seperti
hal nya malam ini –malam ketika tulisan ini dibuat- Mas Adhe ngasi kejutan lagi
buat Acha. Awalnya dia sms kalo ada temennya yang mau nganterin sebuah barang
milik mas adhe yang dipinjem saat beliau masih kerja di Bandung. Karnanya
janjianlah acha dan orang itu –orang yang awalnya acha sangka sebagai temen mas
adhe beneran- di depan alfamart. Seperti penipu yang mahir, ia sms dan bilang.
“ini udah di DT. Kemana lagi?” dan akhirnya jreng...jreng... sebuah motor mio
memasuki parkiran alfamart dan ketika di buka helmnya, acha bengong. Dan tau
apa yang dikatakan mas adhe pertama kali? “kamu bego ya” sambil tertawa puas.
Jujur saat itu aku masih bingung, bengong, diam seribu bahasa. Dalam hati
bergumam “ ini orang seenaknya aja bilang orang bego. Tapi tunggu dulu bentar,
kok mirip abang gue ya”. Dan saat tawanya semakin keras, mata acha berkaca-kaca
dan teriak sekuat tenaga dalam hati “ITU MEMANG ABANG GUE!!” . sertamerta acha
raih tanggannya dan salam cium tangan padanya.
Hhhaaa,
seneng banget. Senengnya bener-bener banget. Dapet kunjungan dari rumah bagi
sebagian besar temen-temen mungkin udah biasa, tapi buat acha yang jauh di
rantau, ini adalah kado indah. Sangat indah. Jujur saja, sudah 2 minggu ini
acha selalu inget sama abang acha yang satu itu. Setiap pergi kuliah, selalu
berkhayal seandainya mas adhe dateng, acha pengen diajak ke tempat ini, acha
pengen di ajak makan disini.
Buat
Brother Adhe, kenapa sich selalu ngasi acha kejutan? Padahal acha belum bisa
jadi adik yang baik buat mas, belum bisa jadi adik manis yang selalu nurut sama
apa kata mas. Gita dalam tokohnya Helvy Tiana Rosa boleh saja punya mas gagah,
tapi acha juga punya Mas Adhe yang tak kalah hebat dari Mas Gagah, bahkan buat
Acha, dialah yang terhebat J
Senin, 11 Juni 2012
Beginikah Dakwah
Beginikah Dakwah?
Lelahnya melebihi dari seperti mengangkat air ditujuh
samudra.
Beginikah Dakwah?
Penatnya seakan semua tulang copot dari tubuh
Tak ada yang bisa tertopang, sakit teramat sangat, sakit
tiada tara.
Begitukah dakwah?
Menghadapi manusia-manusia yang gemar bertengkar
Begitukah dakwah?
Sabar tingkat tinggi hingga tingginya seperti perjalanan
dari bumi kelangit ketujuh
Begitukah dakwah?
Memahami saudara-saudara dengan sabar dan tetap tersenyum
Inilah dakwah...
Berjalanan beriringan dan bergandengan
Beratapkan Ukhuwah, berpondasikan iman dengan tembok jema’ah
Inilah dakwah...
Kegalauan atas umat yang mengalirkan ridho Allah dan
terbangunnya sebuah istana di surga.
Inilah dakwah...
Saat aku salah, mereka menegur
Saat kamu salah, kami mengingatkan
Saat kita salah, instropeksi bersama.
Aku tau ini jalan yang pahit dan melelahkan, namun aku
mencintai jalan ini.
Karna jalan ini, Allahku mencintaiku. Dan aku tak
membutuhkan apapun saat Ia mencintaiku.
Scofield A.Acha
@S302 Jica FPMIPA UPI
05:29 p.m
menuju hari paling indah
Menikah...
Pernikahan...
Adalah dua kata yang berkata dasar sama, yaitu
Nikah. Lalu apa itu nikah? Menurutku, pernikahan adalah sebuah janji, janji
yang diikat oleh dua orang anak adam melalui prosesi formal Ijab Qabul.
“aku nikahkan” dan “aku terima nikahnya”...
Indah sekali bukan? Sungguh itu adalah kata-kata
super indah yang telah Allah siapkan untuk kita. Aku tak tau sensasi jantung
ketika dua kalimat ajaib tadi diucapkan dengan namaku disebutkan disana. Aku
tak tau karna aku belum mengalaminya.
Kupikir, siapa yang tidak menginginkan hal itu?
Banyak orang bilang bahwa ketika ia menikah, ia serasa menjadi orang paling
bahagia sedunia. Sudahkah kamu merasakan hal tersebut? Menikah itu sesungguhnya
bukanlah hanya dua orang, tapi juga menikahkan dua keluarga, dua budaya, dua
kebiasaan, dua kultur, dua latar belakang dll.
Pernikahan, suatu penyatuan. Dari tidak dekat
menjadi sedekat itu. Dari hanya sekedar kenal menjadi paham. Dari tak melihat
menjadi menatap. Seindah itukah ? ya, seindah itu bila diawali sesuai syari’at
yaitu sesuatu yang baik.
Aku pernah nonton sebuah film yang disana dikatakan
: “Cinta itu permulaan dari jodoh, dan jodoh itu terbagi atas 3. Pertama, jodoh
dari syaitan.berkenalan,berjabat tangan, lalu sang wanita hamil dan menikahlah
mereka. Yang kedua, jodoh dari jin. Yaitu salah satu menyukai tapi yang lainnya
tidak hingga akhirnya mengunjungi dukun dan yang tidak suka menjadi suka, lalu
menikah. Yang ketiga adalah jodoh dari Allah. Yaitu berpandangan mata dan
menusuk ke kalbu, lalu langsung meminang dan menikah. Insya Allah akan
berkekalan hingga akhir hayat dan itulah yang dikatakan syurga cinta”
Aaahhh, ternyata memang benar, segala apa yang telah
Allah tetapkan memang indah. Hukum Allah adalah indah. Bila sekarang belum
datang, maka bersiap-siaplah untuk hari itu. Apakah kamu mau jika kamu tidak
mempunyai persiapan saat hari nan bahagia itu datang. Biasa-biasa saja dengan
keimananmu. Biasa-biasa saja dengan akhlakmu. Tak ada perubahan. Tak berniat
untuk memperbaiki apa-apa yang harus diperbaiki. Tidakkah kamu kasihan pada
orang yang menjadi pendampingmu. Pendamping yang Insya Allah akan menemanimu
dunia dan akhirat.
Aah, rasa-rasanya kita tak akan pernah
habis-habisnya membicarakan topik pernikahan.
Bila tiba masanya, hari indah itu pasti akan datang
dengan segala jalan yang tak pernah terbayangkan oleh kita.
Insya Allah ada jalan J
Hari paling
indah bagi Teh Nisa Hayati dan kang Agung Nuryadi
10 June 2012
11.13 a.m
Scofield A. Acha
Minggu, 10 Juni 2012
Racun Korea
Nonton kartun barbie atau
film-film romantis, ga pernah ada dalam kamus hidup gue. Gue dibesarkan dengan
banyak abang-abang tangguh dan seorang kakak yang tak kalah tangguhnya, dan itu
membuat gue seperti mereka.waktu gue kecil, kakak-kakak gue udah besar sehingga
terjadilah pencangkokan ‘selera’ dari mereka. Gue suka musik barat dan rock.
Gue suka. Gue seneng dengan film-film perang dan misteri meski kadang suka ga
ngerti –ceritanya gue masih kecil- , gue hobi baca novel-novel misteri
terjemahan. Pokokny bisa dibilang selera gue itu, barat banget. Itulah kenapa
dari kecil sampe sekarang, gue masih punya cita-cita jadi FBI atau detektif.
Bahkan gue berfikir, kalo gue udah punya penghasilan sendiri, gue mau belajar
nembak pake pistol atau senapan angin lah minimalnya (senapan angin? berasa
kayak pemburu burung)
Tapi
sekarang gue udah besar. Gue udah ga tinggal ama kakak-kakak gue. jadi, gue
udah mulai kebawa arus. Tunggu dulu, gue mau ngucapin makasih sama kakak-kakak
gue yang udah membuat selera gue ga buruk-buruk amat. Dan lo tau apa? Sekarang Gue
suka nonton korea. Bagi gue ini aib. Gue paling ga suka kalo ketahuan
punya barang-barang ‘girly’, apalagi nonton korea yang notabene bergenre
romantic. Inilah konsekuensi hidup ketika dikelilingi oleh para penebar cinta.
Gue
tetep akhwat, Cuma pengaruh dari abang-abang gue masih sering kebawa pada
karakter gue. Nah, ceritanya sekarang gue lagi jatuh cinta ama satu aktor korea
bernama Lee Seung gi. Gue bukan suka karna tampang, gue suka acting dia. Gue
inget, terakhir kali gue ngefans terhadap sesuatu itu adalah Harry Potter, gue
punya banyak tongkatnya, dulu gue juga
sempet punya jubahnya. Buku-bukunya juga lengkap, bahkan gue punya beberapa
dalam edisi aslinya alias bahasa inggrisnya.
Nah,
aib gue suka korea ini, Cuma lo para pembaca blog gue yang tau (kesannya pembaca
gue banyak banget ya padahal gue tau ga ada yang baca blog gue T.T . sedih
amat). Jadi gue harap lo ga ngasi tau siapapun, apalagi temen-temen kampus gue.
Layaknya
orang jahat, gue ga mau virus korea ini cuma nyerang gue aja. Jadilah gue
bertanduk rusa dan memberi virus yang sama pada temen gue Paramitha Echi alias
Echi. Dia itu temen gue yang bisa dikatakan punya selera yang bagus, ya ga
jauh-jauh beda lah ama gue. Music, buku, film kesukaannya menjadi kesukaan gue
juga.
Tanpa
sadar, seleranya itu gue racuni. Gue cekoki dia dengan jepang dan korea agar
dia punya aib yang sama dengan gue. Dan, gue berhasil ! :D *penuh kemenangan* .
hal ini berawal waktu dia nginep di kostan gue. Waktu itu gue jadi presidium
sidang mumas himpunan sehingga gue udah berangkat bahkan sebelum dia bangun
tidur. Akhirnya, karna gue tinggal, dia gue suruh nonton aja biar ga boring.
Saat itu gue recommended ‘one liters of tears’. Gue ga tau apa yang terjadi,
apakah ia baru jatuh dari tempat jemuran atau abis bergulat dengan tukang
siomay, yang jelas saat gue pulang, mata dia udah bengkak-bengkak.hahaha. gue
masih inget banget ekspresinya.
Racun
kedua adalah ‘endless love’. Lo tau kan ntu cerita sedih amat. Waktu dia minta
film ke gue(ceritanya laptop gue penuh dengan film) gue kasiin dua serial korea. Yang satu endless love dan
satu lagi my girl friend is gumiho (Lee Seung Gi kkyyyyaaaaa). Awalnya dia
nanya, “ini apa? Barat atau korea?” gue jawab “ korea”. dia nolak, karna gue
tau dia sama kayak gue, pencinta film barat. Cuma gue lebih ke action atau
misteri. Kalo dia apa aja di tonton. Tapi karna gue cukup ahli dalam hal
membujuk dan memprovokasi(beuh jahat amat), Kemampuan inilah yang gue gunakan
untuk meracuni dia.
Temen
gue yang satu ini unik memang. Sepertinya, kalo dilahirkan kembali akan menjadi
polisi karna naluri suka melapor segala sesuatu terpupuk dengan baik dalam
dirinya. Kita beda kampus dan otomatis beda kostan juga. Tapi bahkan gue tau
dia lagi nonton film apa, episode berapa, bahkan scane yang mana. Ajaib, karna
setiap adegan-adegan seru dia laporkan ke gue tanpa gue minta.
Tak
jarang gue nonton ama dia, dan ternyata, dia memiliki hati yang lembut sekali
saudara-saudara. Saat ada satu adegan yang menurut gue ga sedih-sedih amat, dia
bercucuran air mata dan kejang-kejang dengan hebatnya. Padahal menurut gue itu
biasa aja. Mungkin gue aja ye yang terlalu jantan. Dari sana gue tau dia jauh lebih berbahaya nonton korea daripada
gue. Dan dengan konyolnya gue sering menanyakan hal-hal ga penting seperti :
Gue : “gimana? Nangis ga?”
Echi : “ ini mata gue copot gue
pasang lagi”
Sampe ketika akhir nonton endless
love dia ngsms gue tengah-tengah malem “
Echi : endingnya ga sesuai ama
ekspektasi gue.
Gue : jadi lo pengennnya kayak
mana? Pemerannya utama cownya nikah ama lo? Itu mah ga mungkin, lo sogok
sutradaranya juga ga bakal bisa.
Sekarang
setelah serial Gumiho (Lee Seung Gi kkyyyyaaaaa), gue mau cekokin dia dengan
film Lee Seung Gi yang lebih dahsyat yaitu King Heart. Gumiho aja udah buat dia
ga konsen waktu lagi ujian, apalagi yang ini. Dahsyat sekali.
Actually,
kita semua tau bahwa serial-serial korea itu bagus banget dan gue yakin ga ada
yang bisa menyainginya( serial korea kalo versi islamnya itu malaysia jagonya
dan gue suka banget). Tapi gue cuma mau pesen, jangan sampe film-film itu
seperti zat adiktif yang membuat kecanduan dan menjadikan kita lalai terhadap
hak-hak kita terhadap sesama, terlebih lagi hak-hak Allah yang harus dipenuhi
setiap harinya.
Satu
lagi, kadang kalo nonton korea suka iri. pengen punya kisah yang seromantiz
itu, pengen punya pasangan yang secantik atau setampan itu, tapi lo mesti tau,
kisah hidup kita jauuuuuuuuhhhhh lebih romantiz dari pada film-film itu. Karna
film itu di buat dan dirancang oleh manusia. Sedangkan kehidupan kita di
rancang oleh Dzat yang Maha Agung, dialah Allah, arsitek terbaik yang pernah
ada.
Scofield A.Acha
6 Juni 2012
10:23 p.m
ini gue, dan temen gue Echi
Senin, 14 Mei 2012
Motor Pink Ajaib, Lebih ‘hebat’ dari motornya valentino Rossi
Matahari
sudah mulai turun, langit biru kian menghilang, bertanda pamitnya siang hari
dan datangnya sang malam. Ceritanya, Seharian itu acha dinas dan berkutat dengan
mading dari pagi sampai sore. Badan udah cape, pikiran udah runyem, muka udah
ga karu-karuan(memang asalnya juga muka ga karu-karuan). Hampir senang karna
mading hampir beres namun ternyata jreng-jreng.... tiga mading yang dikerjakan
setelah sekian lama SALAH UKURAN. Sekali lagi SALAH UKURAN. Biar lebih mantab, SALAH UKURAN !
Sontak
badan tambah lemes, darah mendidih, keluar asep dari telinga, mata merah karna
nangis darah dan berubah jadi sebesar Hulk(sebenarnya ga terlalu kelihatan
bedanya). Kesel sama diri sendiri karna kerja ga teliti. Jadilah saat itu bete
setengah mati. Untungnya, sore itu seorang adik, Griya Lallita Firdausy datang
mengunjungi acha dan adik yang satu lagi, Intan Isti Rogayah di sekre BEM REMA,
jadi kami bertiga pulang bareng. Mood jelek sedikit demi sedikit berkurang
sesuai langkah kaki karna kami mulai bercanda seperti biasa. Maghrib itu, kami
mengunjungi Mila Amalia kh.
Nah,
waktu lagi duduk-duduk sambil ngobrol di kamar serba ijo itu, tiba-tiba mila
ngebacain sms yang baru masuk dari sekum. Intinya, sekum menginstruksikan pada
setiap kadep dan kalem untuk membuat visi misi serta power point proker.
Ditengah kepanikan tersebut karna mila belum mempersiapkannya, muncullah
percakapan yang menimbulkan sebuah
rencana mendadak,inti dari cerita ini. Kurang lebih seperti inilah percakapan
itu :
Acha : sok atuh buat. Buat yang
berbeda lah. Pake flash atau apa gitu. Jangan power point banget.
Mila : siapa yang mau buat da
mendadak gini. Ti kamu bisa buat power pointnya?
Isti : ya sok aja, tapi mana
laptopnya?
Mila : tuh bawa aja.
Isti : bawa? Berat teh mil...
Griya : ih, griya mah ngebayangin
buat mind map gitu.
Acha : di karton? Ih boleh banget
tuh. Ces banget tuh. Hayo atuh buat, buktiin kalian itu beda dari yang lain.
Kreatif.
Mila : hayu atuh.
Isti : aku mah hayu aja, tapi
kalo mau juga di rumah aku. Aku ga bisa sampe malem.
Acha : hayu ke rumah isti. Tapi
gerak cepet, biar ga kemaleman.
Griya : tau mau ke rumah isti
tadi mah ga beli makan dulu :D
Acha : kalo mau juga kita cari
pinjeman motor, jadi pulangnya agak malem juga atau jam 10an juga masih berani.
Kalo jalan kaki mah jam segitu udah serem di daerah KPAD mah.
Mila : minjem motor siapa kak?
Ahaaa! Kang indra. Tapi ga ada starternya ya? Harus di sela ya?
Acha : ada perasaan starter
terakhir pas nganterin iin pulang malam persiapan wisudaan. Tapi jangan, cari pinjeman ke yang lain dulu.
Andri gimana? Atau anak-anak kemenag yang lain.
Mila : ga ada kak. Lagian kalo
andri ga mungkin jauh-jauh cuman buat nganterin.
Acha : ya udah acha coba pinjem
ke titi.
Beberapa menit berlalu
Mila : gimana kak?
Acha : ga di bales sama titi. Ya
udah sok aja kalo mau pnjem motor indra, tapi pinjem sendiri.
Mila : kakak deh yang pinjemin
Acha : wuih, ga mau.
Mila : ih kakak ih
Isti : sorry teh mil, kita(red
acha-isti) lagi berantem sama mbah(panggilan isti untuk indra)
Mila : gur, telponin gur.
Griya : haaa, ga mau lagian griya
juga ga ada pulsa.
Mila : mila juga ga ada pulsa.
Mila sms dulu deh.
Sms mila : kang, boleh pinjem
motor?
Beberapa saat kemudian
Acha : gimana mil, udah di bales?
Mila : belum kak.
Isti : udah we telpon pake hape
aku.
Mila : ga di angkat kak...
Acha : ini jam berapa (liat jam
tangan) ya iya lah ga di angkat. Ini kan jam sholat isya, pasti lagi sholat di
mesjid lah.
Mila : eh iya ya bener.
Griya : kita niat banget sich.
Acha : ya itulah kita. Dari dulu
kalo mau buat sesuatu pasti suka niiaaat banget.
Isti : iya kita tuh suka niat
banget. Inget ga waktu upgrading? Sampe beli baju baru belang-belang semua
malem itu.
Acha : iya, udah latihan yel-yel
dari malem disambung subuh juga tapi ternyata ga di tampilin yel-yelnya.
Griya : ih bagus lah ga di
tampilin, griya ga kebayang kalo kita nampilin.hahaha
Acha : mil, ada sms nich. Buka
ya..
Mila : ya kak sok aja.
Acha : dari indra mil, katanya
‘mau kemana’.
Mila : bales aja kak
Acha : iya acha bales ‘mau ke
rumah isti tapi pulangnya takut kemaleman’
Balesan dari indra : mangga, tapi
di kostan saya sampai jam 08.30
Mila : loh jadi gimana? Kita kan
pasti lebih dari jam itu.
Isti : telpon aja ge biar cepet
Mila : ya sok lah sini mila
telpon.
Mila yang lagi nelpon indra :
halo kang, ini mila. Kang boleh pinjem motor? Bukan mila kok kang yang bawa, si
kakak eh kak acha yang bawa. Oh iya. Iya di taro di kostan kakak aja ya trus
besok pagi dikembaliin sma si kakak. Oke.Assalamu’alaykum
Acha : gimana mil?
Mila : kata kang indra jangan
pulang malem-malem lah. Trus pas mila bilang kakak yang bawa malah bilang ‘wah
itu apalagi’
Acha : (MURKA) wah, apaan tuh
maksudnya, meragukan? (bola mata sebesar bola tenis). Ya udah atuh cepetan.
Gerak cepet mil, acha sama guri(panggilan griya) ambil motor sambil minjem
kunci gerbang kostan (karna acha ga punya kunci gerbang dan kostan di kunci jam
08.30 p.m), mila ama isti nyusul ya ntar ketemuan di simpang yang mau ke KPAD.
Mila : oke.
Depan kostan indra...
Sms acha : ndra, acha udah di
depan.
Laaammaaaaa banget indra keluar
sambil bawa motor.
Acha : wah ndra, maksudnya apa
tuh ‘wah itu apalagi’. Meragukan ndra?
Indra : (senyum-senyum nyebelin)
ini ga bisa di matiin ca. Kalo di matiin nanti harus di sela.
Acha : apaan di sela teh?
Indra : itu yang (nunjukin yang
buat nyela tea ga tau apa namanya)
Acha : oh iya iya
ngerti.(perasaan udah ga enak) oke lah. Nuhun ya ndra.
Setelah
itu acha nganterin anak-anak(isti, griya, mila) satu-satu. Rumah isti di bilang
jauh ga juga, tapi kalo jalan kaki lumayan gempor. Sebenarnya bukan masalah
jaraknya, tapi gelapnya itu. Dan tau apa? Motor ajaib pink itu ceper banget.
Polisi tidur pertama kandas. Jadilah polisi-polisi tidur selanjutnya dilalui
dengan sang pengemudi (gue berati) berdiri. Ya acha juga sadar acha berat, tapi
kayaknya bukan karna itu deh, karna motornya memang ceper banget. Si mila udah
ketawa-ketawa aja. Haaaa ga kuat lah nahan ketawa.
Acha : sok mil, ga percaya mah,
bawa aja ni sendiri.
Akhirnya
mila yang bawa dan mila yang masih sangat pemula membuktikan sendiri keajaiban
pertama motor pink itu.
Sesampai
di rumah isti, kami langsung membuat proyek kami. Buat proyek Cuma satu tapi
suguhan dari budenya isti....mmmhhh, luaaar biasa.
Isti : teh mil visi misinya apa?
Mila : apa kak?
Acha : loh kok nanya acha,
kalemnya sekarang siapa. Kalo acha jawab ya itu visi misi acha dong.
Mila : emang dulu kakak apa?
Acha : kalo dulu emang acha
pengen perbaikan mading dan perluasan jaringan.
Mila : (mikir) sok kak contohin
dulu atuh.
Untuk urusan visi-misi memakan
waktu yang cukup lama karna buat visi-misinya juga niat banget. Tapi untuk kali
ini, percakapannya di rahasiakan. Rahasia perusahaan.
Acha : jam 10 mau ga mau kita
pulang ya
Isti : trus ini gimana?
Semua : (diem)
Setelah beberapa lama mengerjakan
Acha : pokoknya, selesai ga
selesai kita pulang jam 11.wajib.
Mila + griya : iya
Isti : (diem)
Lalu....
Griya : bude kita pulang dulu,
udah malem. Makasih ya bude
Bude isti : eh, ga nginep aja?
Acha : ga bisa bude besok harus
ke kampus lagi pagi-pagi
Bude isti : oh iya. Hati-hati ya
Acha ngeluarin motor pink ajaib
dari garasi...
Acha : aduh gur, motornya berat
banget. Tarik dong.
Griya : iya kak ini udah. Karna
matic meureun kak
Acha : acha juga punya matic,
motor bebek, vespa, mega pro di rumah tapi ga seberat ini.
Setelah
pengupayaan mengeluarkan motor pink ajaib akhirnya...... TETEP GA BISA. Karna
kasihan melihat kami yang sudah mulai keringetan, abangnya isti akhirnya
membantu mengeluarkan. Karna laki-laki mungkin ya, hal itu dilakukan dengan
sekejab. Tak hanya mengeluarkan, abang isti pun membantu menghidupkan motornya
karna motor pink ajaib itu tidak bisa di starter. Sulit memang menjelaskan
bagaimana perjuangan abang isti yang tengah bergelut dengan si motor pink
ajaib(ah biar lebih singkat mulai sekarang motor pink ajaib kita singkat =
MPA). Besi untuk kita biasa nyela, bisa-bisa nya ga balik lagi saat di
turunkan, biasanya kan otomatis balik lagi. Abang isti pun menambahkan bensin
ke MPA. Acha langsung lemes ngeliat adegan itu. Bukan karna udah curiga kami ga
bisa pulang, tapi karna malu n segeeeeeennn banget ke abangnya isti. Akhirnhya,
motor itu tetap tidak bisa dinyalakan dan kembali diasingkan di garasi motor
rumah isti. Acha, griya dan mila masih berdiri di luar. Terdiam karna ga tau
mau ngomong apa.
Sms acha ke indra : ndra,
motornya ga bisa nyala, mogok*pending, di telpon juga ga aktif*
Abang isti : udah nginep aja.
Kalo mau juga suruh temennya dateng kesini.
Acha : kayaknya udah tidur deh mas.
Abang isti : masa cowok jam
segini malem minggu udah tidur. Ini motornya ga pernah di rawat ya
Isti : udah masuk, mau ngapain
lagi di luar
Acha : ti, sumpah acha ga enak
banget sama mas. Tuh sampe ganti baju gitu karna keringetan. Haaa, ga enak
pisan ga enak pisan... T.T
Isti : ya udah kali, udah di
siapin itu kasur sama bude buat kita tidur.
Akhirnya, kami bertiga nginep dan
melanjutkan kembali proyek kami sambil ngobrol.
Acha : acha mau tidur ah, ga kuat
ngantuk banget.
Mila : jangan atuh kak hayu bangun
lagi kita ngobrol.
Griya : iya ih kak hayu ngobrol
lagi, griya suka ngobrol kayak gini
Isti : kapan lagi coba kita
ngumpul kayak gini.
Acha : (sambil tiduran) sok atuh
buka topik mau ngobrol apa. Kalo ga jelas acha tambah ngantuk nih.
Mila : kita ngomongin
*********************** kak... (pembicaraan rahasia kami)
Setelah itu kami ngobrol hingga
jam sudah lewat jauh dari angka 12. Dari pembicaraan ga penting, sampai bicara
soal kimia dan akhirnya tentang satu topik yang bisa membuat semua orang
mengucurkan air mata. Yaitu : ‘orang tua’.
Di sana, di sofa itu mila membuka
cerita. Yang tadinya kami ngobrol sambil mewarnai, kali ini berhenti sejenak
untuk mendengarkan. Mila bercerita dengan gayanya dan ekspresinya yang
terkadang agak berlebihan.lalu di lanjut dengan acha, griya, lalu isti. Kami
mirip seperti orang-orang barat yang sedang rehabilitas(tau kan? Pasti tau kalo
yang suka nonton pelem). Tak satupun dari kami yang tak mengucurkan air mata
malam itu. Acha merasakan sesuatu yang berbeda. Luar biasa lega. Mungkin,
berapa banyak pun acha ngulang, berapa lamapun acha molor kuliahnya, mereka
akan tetap mendukung. Ada semangat baru yang menyusup dalam jiwa.
Acha : aaaahh, gimana mau
semangat buat besok, mata aja bengkak-bengkak gitu.
Griya + isti + mila : hahahahahaha.
Acha : udah ah, acha ga kuat,
tidur duluan ya, udah jam 2 ini buruan tidur...
05.30 a.m
Griya : kak, bangun. Udah jam
setengah enam nich. Ih kalian pada bangun ih.
Acha : (setengah sadar) bangunin
yang lain suruh sholat. Acha sms indra dulu. (smsny : indra, kami mau pulang,
motornya gimana?*pending*) (ngeliat griya udah kembali ke kasur dan tidur lagi)
06.30 a.m
Griya : ih kalian pada bangun ih
nanti kita telat
Acha : (ga kuat ngantuk banget,
kembali tidur *griya balik lagi ke atas kasur, tidur*)
07.15
Hoaaamm, akhirnya semua pada
bangun. Dan yang pertama dilakukan mila dan isti adalah NYALAIN MPA. Isti duduk
di atas untuk pengan rem n gas, mila dengan sekuat tenaga nyela. Setelah
berkali-kali berusaha, tetep ga bisa dan akhirnya.....
Ngeeeeenngggggggggg (ga tau
tulisan bunyi motor kayak gimana, tapi emang agak-agak sengau berhubung ini
MPA)
Mila + isti :
yeaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh...(loncat-loncat kegirangan)
Mila : mila tau pasti bisa kalo
usaha. Makannnya semalem mila greget yakin banget bisa. Soalnya mila pernah
juga pas p2m.
Griya + acha : (masih
ketawa-ketawa)
Mila : jadi ini digimanain
motornya
Acha : kalo dimatiin nanti malah
ga bisa ngidupin lagi. Biarin aja. Mil, bilang indra kita mau pulang, motornya
di ke kostan-in?
Mila nelpon indra : kang motornya
dikemanain? Oh di taro di depan kostan akang aja? Terus kuncinya? Oh di kostan
kakak dulu aja? Oh iya.
Mila : kak, katanya di taro di
kostan kakak dulu aja cenah.
Acha : oh iya.
Pagi itu, sebelum pulang, kami
sarapan bareng dulu berhubung udah disiapin sama bude nya isti. Tapi
kebersamaan pagi itu sedikit berkurang karna absennya Aang yang sedang mudik.
Setelah makan, kami pun langsung pamit (ga sopan juga ya abis makan pulang,
tapi MPA masih nyala dan bensinnya emang tinggal sedikit,jadi khawatir mogok)
Griya : kak, bensinnya cukup ga?
Atau mau isi dulu?
Acha : boleh isi dulu. Eh tapi
ntar ngidupinnya takut ga bisa lagi.
Griya : oh iya ya. Ya sudahlah,
insya Allah cukup lah ya?
Acha : insya Allah.
Sungguh
tak satupun kejadian di dunia ini yang kebetulan. Termasuk mogoknya MPA (Motor
Pink Ajaib). Ada rencana yang sudah Allah tentukan. Kami boleh saja berencana
untuk pulang dan istirahat di kostan masing-masing, tapi Allah lah arsitek
terbaik yang pernah ada. Semalaman itu, acha pribadi merasakan sensasi bahagia
yang luar biasa, bisa kembali berkumpul bersama mereka meski memang kami ga
jarang-jarang amat kumpul. Terbilang lumayan sering untuk ukuran beda angkatan
dan beda aktivitas sekarang. Dan Motor Pink Ajaib itu adalah motor terhebat
yang pernah acha jumpai. Masya Allah, sampe kehabisan kata untuk
mendeskripsikannya. Tapi, gara-gara MPA acha dan anak-anak CeS bisa kembali
berkumpul. Kadang, mungkin kami tak sempat berkumpul kalo memang tak di desak
kondisi. Rencana Allah memang selalu indah ya.
Makasih untuk kebersamaannya
malam itu Griya lallita, Intan Isti, dan
Mila Amalia. Semoga kita bisa berkumpul lengkap lagi bersama Aang Noviyana U.
15 Mei
2012 : 10.20 a.m
Langganan:
Komentar (Atom)


